Blog

  • Sunway Property dan Majestic Gen memulai pembangunan proyek Johor senilai RM4 miliar

    Article featured image

    Dua raksasa properti bergabung untuk membentuk proyek strategis di jantung Johor Bahru. Sunway Property dan Majestic Gen resmi memulai pembangunan proyek campuran senilai RM4 miliar di kawasan Yahya Awal, menandai babak baru dalam pengembangan properti di wilayah tersebut.

    Proyek seluas 15,5 hektar ini akan menyajikan konsep hunian dan komersial terintegrasi, termasuk apartemen layanan dan ruang ritel. Fase pertama direncanakan selesai pada kuartal ketiga 2025, dengan lebih dari 1.000 unit SOHO yang ditawarkan. Lokasinya yang strategis, berdekatan dengan CIQ dan jalur RTS Link mendatang, menjadikannya magnet bagi investor lokal maupun Singapura.

    Dalam pernyataannya, Gerard Soosay dari Sunway Property menekankan bahwa proyek ini memperkuat posisi Johor Bahru sebagai pusat ekonomi regional. “Ini bukan sekadar pembangunan properti, melainkan kontribusi kami dalam membentuk masa depan perkotaan,” ujarnya. Proyek ini juga menjadi bagian dari ekspansi Sunway Property di Johor Bahru, menyusul kemitraan TOD Bukit Chagar senilai RM2,6 miliar dengan MRT Corp.

    Ta Wee Dher dari Majestic Gen menyebut kolaborasi ini sebagai langkah bersejarah bagi perusahaannya. “Ini adalah proyek ambisius yang akan menjadi tolok ukur baru dalam pengembangan properti di Johor,” katanya. Dengan dukungan inisiatif JS-SEZ, proyek ini diharapkan mempercepat transformasi Johor Bahru menjadi kota internasional yang dinamis.

  • Manajer properti minta pengecualian SST untuk biaya perawatan properti komersial, dana cadangan

    Article featured image

    Industri properti komersial di Malaysia menghadapi tantangan baru dengan penerapan pajak SST pada biaya perawatan dan dana cadangan. Malaysian Institute of Property and Facility Managers (MIPFM) menyuarakan keprihatinan serius terhadap kebijakan ini yang dinilai memberatkan pemilik dan penyewa properti strata komersial di tengah tekanan ekonomi saat ini.

    Sejak Februari 2024, pemerintah Malaysia memberlakukan SST sebesar 6% untuk biaya perawatan dan kontribusi dana cadangan properti komersial, sementara properti residensial mendapatkan pengecualian mulai April 2024. MIPFM menilai kebijakan ini kontraproduktif karena justru mengurangi alokasi dana untuk pemeliharaan fasilitas umum yang vital bagi keberlangsungan properti.

    Presiden MIPFM PMgr Sr Ishak Ismail menegaskan bahwa pengenaan pajak pada dana cadangan bertentangan dengan tujuan awalnya sebagai instrumen perencanaan jangka panjang. “Dana ini seharusnya digunakan untuk kebutuhan besar seperti renovasi bangunan atau penggantian lift, bukan untuk membayar pajak,” ujarnya dalam pernyataan resmi.

    Organisasi ini telah mengajukan permohonan resmi kepada Kementerian Keuangan dan Departemen Bea Cukai untuk mengevaluasi kembali kebijakan tersebut. MIPFM juga mendorong dialog lebih intensif antara pemerintah dengan berbagai pemangku kepentingan, termasuk manajer properti terdaftar dan Badan Manajemen Bersama, guna menciptakan sistem perpajakan yang lebih berkeadilan.

  • CIMB Bank beli 16 aset EPF senilai RM210 juta.

    Article featured image

    CIMB Bank Bhd, anak perusahaan CIMB Group Holdings Bhd, resmi mengakuisisi 16 properti milik Kumpulan Wang Simpanan Pekerja (KWSP) senilai RM209,81 juta. Transaksi strategis ini menandai perubahan dari status penyewaan menjadi kepemilikan penuh atas aset-aset yang selama ini digunakan untuk operasional perbankan.

    Perjanjian pembelian tersebut merupakan tindak lanjut dari kontrak sewa 24 properti yang berlaku sejak 2009 dan akan berakhir Juni 2025 mendatang. CIMB Bank telah menandatangani 16 perjanjian jual beli pada 30 April lalu, sekaligus mengakhiri hubungan sewa-menyewa dengan KWSP untuk properti-properti tersebut.

    Selain itu, CIMB Bank memiliki hak pertama untuk membeli delapan properti selebihnya jika KWSP gagal menemukan pembeli pihak ketiga. Harga pembelian akan mengacu pada penilaian independen, sesuai klausul dalam perjanjian sewa sebelumnya. Langkah ini dinilai sejalan dengan strategi ekspansi dan optimalisasi portofolio aset perusahaan.

    Transaksi diproyeksikan rampung antara kuartal akhir 2025 dan awal 2026, asalkan tidak ada kendala tak terduga. CIMB Group menyatakan akuisisi ini akan berkontribusi positif terhadap kinerja keuangan mereka di tahun 2025.

  • Ideal Property Group Bantah Keterlibatan dalam Skema MBI

    Article featured image

    Ideal Property Group dengan tegas menyangkal kabar yang beredar luas di platform digital terkait keterlibatan mereka dalam kasus dugaan penipuan oleh MBI International Group. Dalam pernyataan resminya, perusahaan properti tersebut menegaskan bahwa seluruh operasional bisnis mereka selalu berlandaskan prinsip legalitas dan etika profesional.

    Klaim mengenai penyelidikan dan penangkapan pimpinan Ideal Property Group dinilai sebagai informasi menyesatkan yang sengaja disebarkan. Perusahaan telah melaporkan kasus ini kepada MCMC dan kepolisian, serta bersiap mengambil langkah hukum untuk memulihkan nama baik mereka. Ideal Property Group menekankan komitmennya untuk terus menjalankan proyek-proyeknya tanpa gangguan.

    Kasus ini muncul di tengah operasi besar-besaran aparat keamanan terhadap jaringan investasi ilegal MBI. Baru-baru ini, polisi menahan lima tersangka baru, termasuk dua orang bergelar Tan Sri dan Datuk Seri, serta menyita aset berupa kebun durian senilai lebih dari RM223 juta. Operasi ini merupakan bagian dari upaya penegakan hukum yang lebih luas terkait skema Ponzi MBI.

    Sebelumnya, polisi telah mengamankan delapan orang dan aset senilai RM3,17 miliar dalam rangkaian penyelidikan kasus ini. Inspektur Jenderal Polisi Tan Sri Razarudin Husain mengungkapkan bahwa operasi ini dilakukan berdasarkan informasi dari Interpol Red Notice. Ideal Property Group kembali menegaskan bahwa mereka tidak terlibat dalam aktivitas ilegal apa pun terkait kasus tersebut.

  • Hello world!

    Welcome to WordPress. This is your first post. Edit or delete it, then start writing!