Blog

  • Pengembang properti SPB dapat persetujuan SC untuk pencatatan di Pasar Utama

    Article featured image

    Perusahaan properti SPB Group bersiap melangkah ke babak baru dengan rencana pencatatan saham perdana (IPO) di Bursa Malaysia. Langkah strategis ini akan membuka peluang bagi investor untuk memiliki hingga 30% saham perusahaan, sekaligus memperkuat posisi SPB dalam pengembangan proyek perumahan landed di kawasan industri strategis.

    Tiga proyek utama sedang dikembangkan SPB dengan total nilai GDV mencapai RM389 juta, mencakup Taman Nuri di Melaka, Taman La Casa Lunas di Kedah, dan Taman Akasia di Johor. Perusahaan juga menguasai cadangan tanah seluas 664 hektar dan tengah mengakuisisi tujuh lahan baru di Plentong, Johor Bahru. CEO Datuk Jacky Yap menegaskan keyakinannya terhadap prospek pasar, merujuk pada tingkat serapan proyek yang mencapai 96% dan strategi pengembangan berbasis sistem IBS.

    Proses IPO akan melibatkan penerbitan 191,1 juta saham baru dan penjualan 87,3 juta saham existing. Sebanyak 47,1 juta saham dialokasikan untuk investor ritel, sementara 231,4 juta saham diperuntukkan bagi investor institusional melalui mekanisme bookbuilding. Dana hasil IPO akan dialokasikan untuk pengembangan proyek di Lunas, Banting, dan pembelian peralatan konstruksi, dengan total kebutuhan modal kerja mencapai RM210 juta.

    Kepemilikan keluarga Yap akan mengalami penyesuaian pasca-IPO, dari hampir penuh menjadi 2% kepemilikan langsung dan 60% tidak langsung melalui perusahaan keluarga. Struktur manajemen tetap dipegang keluarga dengan Datuk Sean Yap sebagai CFO dan Yap Lih Shyan sebagai COO. Hong Leong Investment Bank dan Sierac Corporate Advisers ditunjuk sebagai penasihat utama dalam proses IPO ini.

  • The Edge Malaysia Property Excellence Awards 2024 mengakui yang terbaik dari yang terbaik di industri.

    Article featured image

    Industri properti Malaysia kembali mencatatkan prestasi gemilang melalui The Edge Malaysia Property Excellence Awards (TEPEA) 2024 yang akan digelar pada 11 November mendatang. Acara tahunan ke-22 ini tidak sekadar memberikan penghargaan bagi pengembang properti terbaik, tetapi juga menjadi bukti kontribusi nyata sektor ini dalam membentuk komunitas berkelanjutan di tanah air.

    TEPEA 2024 didukung oleh mitra strategis seperti GSPARX Sdn Bhd, Porsche Malaysia, dan Noritake, yang turut mendorong inovasi dan praktik berkelanjutan di industri properti. Datuk Ho Kay Tat, CEO The Edge Media Group, menekankan bahwa pemulihan sektor ini tidak hanya terlihat dari pembangunan fisik, tetapi juga komitmen para pengembang dalam menyediakan hunian terjangkau tanpa mengorbankan kualitas. “Mereka tidak hanya membangun gedung, melainkan menciptakan ekosistem yang mendorong interaksi sosial dan kesejahteraan masyarakat,” ujarnya.

    GSPARX, sebagai mitra energi terbarukan sejak 2021, melihat TEPEA sebagai wadah untuk memperkuat kolaborasi antar-pemangku kepentingan. Elmie Fairul Mashuri, Direktur Pelaksana GSPARX, menyatakan bahwa penghargaan ini telah menjadi tolok ukur keunggulan di kalangan pengembang. Sementara itu, Porsche Malaysia melalui Sime Darby Auto Performance turut mendorong sinergi antara properti dan mobilitas modern. Christopher Hunter, CEO-nya, berharap kemitraan ini dapat memicu terobosan baru dalam pengembangan berkelanjutan.

    Noritake, melalui merek ARTELIA, juga turut serta sebagai sponsor perdana tahun ini. Alex Toh, Direktur Pelaksana China Pottery (M) Sdn Bhd, menegaskan bahwa nilai-nilai kemewahan dan keberlanjutan yang diusung ARTELIA selaras dengan visi TEPEA. “Ini adalah kesempatan untuk memperkenalkan produk berkualitas tinggi yang mendukung gaya hidup modern,” jelasnya.

  • Tropicana Corp bermitra dengan GreenRE untuk pengembangan properti berkelanjutan

    Article featured image

    Tropicana Corp memperkuat langkahnya menuju pembangunan berkelanjutan dengan menjalin kemitraan strategis bersama GreenRE. Kolaborasi ini diwujudkan melalui penandatanganan nota kesepahaman yang menandai komitmen jangka panjang pengembang properti tersebut dalam menerapkan standar ramah lingkungan di seluruh proyeknya.

    Sebanyak 17 proyek Tropicana telah meraih sertifikasi GreenRE, sementara dua pengembangan terbarunya sedang dalam proses sertifikasi. Avisa Residences Fase 2 di Puncak Alam dan Twin Pines Serviced Suites di Genting Highlands telah memperoleh penghargaan sementara, menunggu penyelesaian konstruksi untuk penilaian akhir.

    Ixora Ng, Direktur Eksekutif Pemasaran Tropicana, menegaskan bahwa inisiatif ini selaras dengan visi perusahaan untuk menciptakan komunitas berkelanjutan. “Kami berkomitmen mendukung target netral karbon Malaysia 2050 sekaligus mendorong gaya hidup hijau di kalangan penghuni properti kami,” ujarnya.

    Ashwin Thurairajah dari GreenRE mengapresiasi langkah Tropicana sebagai bagian dari gerakan besar membangun kesadaran akan pentingnya properti hijau. Meski sudah ada 400 proyek tersertifikasi di Malaysia, ia mengakui masih banyak pekerjaan rumah. “Baru kurang dari 1% bangunan di negara ini yang memenuhi standar hijau,” tandasnya.

  • Jajak Pendapat Konsultan Lokal: Momentum pertumbuhan pasar yang lebih kuat diproyeksikan untuk 2025

    Article featured image

    Pasar properti Malaysia terus menunjukkan tren positif yang menggembirakan, dengan berbagai indikator ekonomi dan kebijakan pemerintah mendorong pertumbuhan berkelanjutan di berbagai segmen. Data terbaru mengungkapkan peningkatan signifikan dalam volume dan nilai transaksi selama sembilan bulan pertama 2024, menandakan pemulihan yang kuat pasca pandemi dan optimisme di kalangan investor serta pembeli properti.

    Menurut analisis para ahli, sektor perumahan menjadi salah satu pendorong utama pertumbuhan dengan penurunan jumlah properti tak terjual dan peningkatan transaksi. Wilayah selatan Semenanjung Malaysia muncul sebagai lokasi paling aktif, menyumbang lebih dari seperempat total transaksi nasional. Sementara itu, permintaan untuk properti industri tetap stabil, didukung oleh kebutuhan akan ruang logistik dan fasilitas manufaktur yang modern.

    Di segmen komersial, mal premium dan pusat perbelanjaan berbasis lingkungan menunjukkan pemulihan yang baik, meskipun persaingan tetap ketat terutama untuk properti yang lebih tua. Sektor pariwisata juga memberikan kontribusi positif dengan tingkat hunian hotel yang mendekati level sebelum pandemi, didorong oleh kembalinya wisatawan domestik maupun internasional.

    Prospek tahun 2025 diprediksi akan tetap cerah dengan dukungan berbagai faktor kunci. Kebijakan pemerintah seperti kenaikan upah minimum, program perumahan terjangkau, dan insentif pajak diperkirakan akan terus meningkatkan daya beli masyarakat. Pengembangan infrastruktur besar-besaran dan proyek-proyek strategis di berbagai wilayah diharapkan dapat menciptakan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru yang akan mendorong permintaan properti.

  • Berfokus pada proyek perumahan terjangkau

    Article featured image

    Mah Sing Group Bhd menunjukkan performa bisnis yang mengesankan sepanjang tahun 2023, dengan pendapatan mencapai rekor tertinggi dalam empat tahun terakhir. Pencapaian ini didorong oleh pertumbuhan signifikan di divisi properti, yang menyumbang pendapatan RM2,6 miliar, naik 12% dibandingkan tahun sebelumnya. Tidak hanya pendapatan, laba sebelum pajak juga melonjak 24% menjadi RM327,4 juta, membuktikan ketahanan bisnis perusahaan di tengah dinamika pasar properti Malaysia.

    Kinerja penjualan properti Mah Sing mencapai RM2,26 miliar pada 2023, melampaui target yang ditetapkan sebesar RM2,2 miliar. Angka ini sekaligus menjadi catatan terbaik sejak 2016, menunjukkan daya tarik produk-produk mereka di kalangan pembeli rumah. Fokus pada segmen perumahan terjangkau, khususnya lini Seri M, terbukti menjadi strategi yang tepat dengan tingkat serapan yang tinggi di berbagai proyek. Keyakinan ini mendorong perusahaan menetapkan target lebih ambisius untuk 2024, yakni minimal RM2,5 miliar.

    Hingga Agustus 2024, Mah Sing telah membukukan penjualan properti senilai RM1,66 miliar, menunjukkan tren positif untuk mencapai target tahunan. Perusahaan juga memperkuat portofolio tanahnya dengan mengakuisisi tiga lokasi strategis di Sepang, Johor Bahru, dan Kuala Lumpur. Dengan posisi keuangan yang solid, termasuk kas sebesar RM911,5 juta dan rasio leverage bersih hanya 0,10 kali, Mah Sing berada dalam posisi kuat untuk melanjutkan ekspansi bisnisnya.

    Optimisme Mah Sing didasari oleh permintaan yang stabil terhadap perumahan terjangkau, terutama dari pembeli rumah pertama. Pendiri sekaligus Direktur Pelaksana Tan Sri Leong Hoy Kum menegaskan komitmen perusahaan untuk terus menyediakan produk yang sesuai kebutuhan pasar. “Kami akan mempertahankan fokus pada pengembangan properti terjangkau yang berkualitas, sekaligus memproyeksikan target lebih tinggi untuk 2025 berdasarkan pencapaian tahun ini,” ujarnya. Dengan strategi ini, Mah Sing siap mempertahankan posisinya sebagai salah satu pengembang terkemuka di Malaysia.

  • Cover Story: Fase perumahan terbaru R&F Group di R&F Princess Cove, Johor siap diluncurkan

    Article featured image

    Di jantung kawasan strategis Johor Bahru, sebuah mega proyek properti bernama R&F Princess Cove terus mencuri perhatian. Dikembangkan oleh R&F Group asal China, proyek senilai RM40 miliar ini menawarkan konsep hidup premium di atas tanah reklamasi seluas 116 hektar yang berhadapan langsung dengan Singapura.

    Proyek ini menonjolkan berbagai fasilitas kelas dunia, mulai dari gedung opera mewah hingga marina eksklusif. Gedung Opera Permaisuri Zarith Sofiah yang berkapasitas 500 penonton telah beroperasi sejak 2020, sementara marina dengan kapasitas 100 kapal saat ini menampung sekitar 20 kapal pesiar. Tak ketinggalan, R&F Mall Johor Bahru yang terhubung langsung dengan CIQ melalui jembatan sepanjang 650 meter telah beroperasi sejak 2019.

    Dari sisi hunian, proyek ini telah meluncurkan dua fase dengan tingkat hunian yang mengesankan. Fase pertama yang terdiri dari 3.472 unit apartemen telah terjual habis dengan tingkat hunian mencapai 95%. Sementara fase kedua, Seine Region, yang menawarkan 3.724 unit sedang dalam proses serah terima dengan tingkat hunian mencapai 30%. Menariknya, pengembang menyimpan beberapa unit premium yang diprediksi akan memecahkan rekor harga properti di Johor Bahru.

    Xu Jie dari R&F Development Sdn Bhd mengungkapkan keyakinannya akan potensi proyek ini. “Unit premium kami menawarkan pemandangan laut dan skyline Singapura yang tak tertandingi, dirancang khusus untuk pembeli high-net-worth,” ujarnya. Ia memprediksi harga bisa mencapai RM3.000 per kaki persegi, menyamai properti premium di Kuala Lumpur dan Penang.

  • Prestasi beragam dirayakan dalam PropertyGuru Asia Awards Malaysia ke-11 yang bekerja sama dengan iProperty.

    Article featured image

    Malam penghargaan properti paling bergengsi di Malaysia kembali digelar, kali ini menghadirkan sorotan baru dalam industri real estate. PropertyGuru Asia Property Awards Malaysia ke-11 berhasil memamerkan inovasi dan standar terbaik di sektor properti, dengan fokus kuat pada keberlanjutan dan kualitas hidup masyarakat. Acara yang digelar di The St. Regis Kuala Lumpur ini menjadi ajang pengakuan bagi para pengembang yang berhasil menciptakan proyek-proyek transformatif.

    AME Development Sdn Bhd menjadi bintang utama malam itu dengan menyabet tiga penghargaan sekaligus, termasuk gelar tertinggi sebagai Pengembang Terbaik (Malaysia). Prestasi ini menegaskan posisi perusahaan sebagai pelopor dalam menggabungkan inovasi industri dengan praktik berkelanjutan. Di wilayah lain, Malton Berhad dan Berinda Group masing-masing meraih predikat Pengembang Terbaik untuk Malaysia Tengah dan Selatan, berkat proyek-proyek ikonik mereka yang menekankan desain dan pengembangan komunitas.

    Tahun ini menandai babak baru dengan diperkenalkannya kategori khusus ESG, mengakui pengembang yang berkomitmen pada tanggung jawab lingkungan dan sosial. Iskandar Investment Berhad dan Tanah Sutera Development Sdn Bhd tampil sebagai pemenang utama dalam kategori ini, sementara Lendlease & TRX City Sdn Bhd memukau juri dengan TRX Residences yang meraih dua penghargaan sekaligus. Prestasi Sime Darby Property Berhad juga patut dicatat, dengan berbagai proyeknya yang memenangkan multiple kategori.

    Berbagai pengembang ternama Malaysia mendapatkan pengakuan atas spesialisasi mereka masing-masing. GSH Corporation Limited dinobatkan sebagai Pengembang Mewah Terbaik, sementara Astaka Padu Sdn Bhd dan Matrix Concepts Holdings Berhad meraih penghargaan di kategori gaya hidup dan pengembangan komunitas. Penghargaan Pilihan Masyarakat menghadirkan daftar 10 pengembang favorit publik, yang dipilih melalui proses verifikasi independen oleh HLB Malaysia.

  • Mencapai ketinggian baru dan menargetkan yang lebih tinggi

    Article featured image

    Matrix Concepts Holdings Bhd, salah satu pengembang properti terbesar di Negeri Sembilan, terus menunjukkan ketangguhan bisnisnya dengan mencatatkan pertumbuhan pendapatan yang konsisten. Pada tahun fiskal 2023, perusahaan ini berhasil membukukan pendapatan RM1,13 miliar, meningkat 26,7% dibandingkan tahun sebelumnya, diikuti oleh kenaikan laba bersih sebesar 1,6% menjadi RM204,1 juta. Kinerja ini semakin menguat di FY2024 dengan pendapatan mencapai rekor tertinggi sebesar RM1,334 miliar dan laba bersih melonjak 17,9% menjadi RM244,3 juta.

    Salah satu faktor pendorong kesuksesan ini adalah kemampuan perusahaan mempertahankan tingkat serapan properti di atas 80% untuk setiap peluncuran proyeknya. Selain itu, diversifikasi bisnis ke sektor kesehatan melalui Mawar Medical Centre turut berkontribusi pada pertumbuhan pendapatan. Pusat medis ini, yang sebelumnya sempat menghadapi masalah operasional, berhasil dibangkitkan oleh Matrix Concepts dan bahkan mencatatkan laba bersih pertamanya sebesar RM2,2 juta pada FY2023.

    Tan Sze Chee, Co-CEO divisi pengembangan properti, menegaskan bahwa perusahaan kini berada di posisi yang lebih kuat untuk melakukan ekspansi. Proyek-proyek unggulan seperti Bayu Sutera, Eka Heights, dan Resort Villa di Negeri Sembilan terus menunjukkan performa penjualan yang solid. Sementara itu, Levia Residence di Lembah Klang telah mencapai tingkat penjualan lebih dari 85% untuk menara pertamanya, mendorong percepatan peluncuran menara kedua.

    Di luar negeri, proyek M333 St Kilda di Australia diproyeksikan rampung pada Juni 2025, sementara Menara Syariah di Indonesia telah selesai dibangun dan sedang dalam tahap negosiasi penyewaan. Dengan rencana peluncuran baru yang kuat, termasuk proyek-proyek di Negeri Sembilan dan ekspansi lebih lanjut di pasar internasional, Matrix Concepts siap mempertahankan momentum pertumbuhannya di tahun-tahun mendatang.

  • Cerita Utama: Membangun bangsa yang inklusif dan bersatu

    Article featured image

    Keberagaman budaya dan semangat kebersamaan menjadi ciri khas Malaysia, sebuah negara yang terus berkembang dengan pondasi kuat dari nilai-nilai multikultural. Dalam rangka menyambut Hari Malaysia, sejumlah tokoh industri properti terkemuka berbagi refleksi mendalam tentang makna menjadi bagian dari bangsa ini serta visi mereka untuk masa depan negara.

    Eco World Development Group Bhd melalui CEO Datuk Chang Khim Wah menekankan pentingnya merayakan keragaman sebagai identitas nasional. Menurutnya, kecintaan terhadap kuliner dan olahraga telah menjadi perekat sosial yang melampaui perbedaan. Inisiatif #AnakAnakMalaysia yang mereka luncurkan sejak 2015 tidak sekadar simbolis, tetapi menjadi komitmen berkelanjutan untuk memupuk patriotisme sekaligus mendukung ekonomi lokal dengan prinsip keberlanjutan.

    Gamuda Land melalui CEO Chu Wai Lune memandang Malaysia sebagai tempat yang mengajarkan arti sebenarnya dari kebersamaan dan toleransi. Pengalaman hidup dalam masyarakat multikultural membentuk filosofi perusahaan dalam membangun hunian yang mempromosikan interaksi komunitas. Program pendidikan lingkungan untuk anak-anak dan kebijakan inklusivitas dalam rekrutmen mencerminkan upaya mereka menciptakan ruang hidup yang harmonis dan berkelanjutan.

    IGB Bhd dan Tan & Tan Developments Bhd diwakili Colin Ng menyoroti keunggulan geografis dan budaya Malaysia sebagai aset berharga. Negara ini tidak hanya kaya sumber daya alam, tetapi juga memiliki warisan budaya yang terbentuk dari akulturasi berbagai etnis selama berabad-abad. Keunikan inilah yang menjadi landasan untuk membangun masa depan dimana pembangunan properti bisa selaras dengan pelestarian identitas nasional.

  • Menghilangkan mitos seputar tinggi

    Article featured image

    Pembangunan properti tinggi di Malaysia kini menuai protes warga yang merasa hak mereka terabaikan. Fenomena ini bukan hanya terjadi di satu wilayah, melainkan melanda berbagai kota besar seperti Kuala Lumpur, Penang, hingga Johor Bahru, mencerminkan kegagalan sistemik dalam mengakomodasi kepentingan masyarakat dan pengembang secara seimbang.

    Di balik maraknya proyek-proyek mewah, tersembunyi praktik korupsi yang membebani industri properti. Mulai dari staf teknis hingga pejabat tinggi, setiap tahap persetujuan proyek seringkali membutuhkan ‘insentif’ tambahan. Biaya suap ini kemudian dibebankan ke harga jual properti, membuat pengembang enggan membangun perumahan terjangkau dan lebih memilih pasar high-end dengan margin keuntungan lebih besar.

    Akibatnya, terjadi kesenjangan besar antara kebutuhan masyarakat dan produk properti yang tersedia. Kelompok B40 dan M40 yang menjadi tulang punggung ekonomi—mulai dari guru hingga pekerja layanan—terpaksa tinggal jauh dari pusat kota karena harga properti melambung tinggi. Kondisi ini memaksa mereka menghabiskan waktu berjam-jam di perjalanan untuk mencapai tempat kerja, sementara apartemen mewah justru banyak yang kosong atau dimiliki investor.

    Ironisnya, pembangunan masif properti high-end justru menciptakan beban baru bagi kota. Meski diklaim meningkatkan pendapatan daerah, biaya infrastruktur pendukung seperti jalan dan transportasi publik justru membengkak. Pejabat daerah yang seharusnya menjadi penjaga tata kota malah menjadi bagian dari masalah, dengan kebijakan yang lebih menguntungkan pengembang daripada masyarakat luas. Solusi yang ditawarkan pun bersifat reaktif, seperti pembangunan jalan tol dan MRT, tanpa menyentuh akar masalah yaitu perencanaan kota yang buruk dan praktik korupsi sistemik.