Blog

  • Zona Ekonomi Khusus Johor-Singapura Malaysia siap mendorong pertumbuhan, tetapi kesenjangan pembangunan berisiko

    Article featured image

    Kerjasama ekonomi lintas batas antara Malaysia dan Singapura memasuki babak baru dengan pengembangan Zona Ekonomi Khusus Johor-Singapura (JS-SEZ). Kawasan seluas 3.500 km persegi ini diharapkan menjadi mesin pertumbuhan baru yang tidak hanya menyasar proyek Forest City, tetapi juga mendorong kemajuan di 16 sektor strategis termasuk manufaktur, elektronik, dan pariwisata.

    Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim menekankan pentingnya kolaborasi ini saat penandatanganan kesepakatan bersama PM Singapura Lawrence Wong di Putrajaya. Ia menyebut kerjasama bilateral ini sebagai sesuatu yang langka dan istimewa, mencerminkan hubungan erat kedua negara tetangga. Namun, para analis mengingatkan bahwa penyelarasan kebijakan dan pemerataan pembangunan menjadi kunci sukses JS-SEZ.

    Johor sebagai lokasi utama proyek ini memang memiliki potensi besar, menyumbang 9,5% PDB Malaysia tahun 2023. Namun tantangan muncul di Johor Bahru yang selama ini bergantung pada kunjungan warga Singapura untuk belanja dan jasa. JS-SEZ diharapkan dapat mendiversifikasi sumber pendapatan dan menciptakan lapangan kerja berkualitas di kawasan tersebut.

    Implementasi JS-SEZ membawa harapan baru bagi pertumbuhan ekonomi regional. Proyek ini tidak hanya akan memperkuat hubungan bilateral, tetapi juga menciptakan ekosistem bisnis yang lebih berkelanjutan di kawasan perbatasan kedua negara.

  • CBRE | WTW: Tren masa depan yang membentuk pasar properti Malaysia pada tahun 2025

    Article featured image

    Pasar properti Malaysia sedang bersiap menyambut era baru yang penuh peluang. Tahun 2025 diprediksi menjadi titik balik bagi sektor ini, didorong oleh mega proyek infrastruktur dan inovasi teknologi yang akan mengubah lanskap properti nasional.

    Menurut laporan terbaru CBRE | WTW bertajuk Sustaining Game Changers, transformasi besar akan terjadi di lima wilayah utama: Lembah Klang, Penang, Iskandar Malaysia, Sabah, dan Sarawak. Proyek-proyek strategis seperti East Coast Rail Link (ECRL) dan Johor-Singapore Rapid Transit System (RTS Link) diharapkan menjadi katalis pertumbuhan, sementara adopsi teknologi canggih dan pembangunan berkelanjutan semakin memperkuat daya tarik investasi.

    Di Lembah Klang, sektor industri, ritel, dan perhotelan menjadi penggerak utama. Kawasan industri kini beralih ke teknologi tinggi dengan integrasi AI dan sertifikasi hijau, sejalan dengan Rencana Induk Industri Baru 2030. Sementara itu, sektor perhotelan diproyeksikan mendapat manfaat dari lonjakan wisatawan internasional menjelang Tahun Kunjungan Malaysia 2026, dengan tambahan lebih dari 2.000 kamar hotel bintang 5.

    Wilayah Iskandar Malaysia juga mencatat perkembangan signifikan berkat pembentukan Zona Ekonomi Khusus Johor-Singapura (JS-SEZ) dan proyek RTS Link. Konektivitas yang lebih baik diharapkan mendorong aktivitas ekonomi dan menarik investasi bernilai tinggi, terutama di segmen perumahan.

  • JLand Group dan Eco World International akan bersama-sama mengeksplorasi proyek properti di Malaysia dan Australia.

    Article featured image

    Dua raksasa properti Malaysia, JLand Group (JLG) dan Eco World International Bhd (EWI), bergerak lebih dekat menuju kemitraan strategis dengan menandatangani nota kesepahaman untuk ekspansi bersama di pasar domestik dan Australia. Kesepakatan ini membuka peluang kolaborasi di berbagai proyek bernilai tinggi, termasuk pengembangan kawasan industri dan perumahan premium di kedua negara.

    Fokus utama kerjasama ini terletak pada dua lokasi strategis: Macquarie Park di Sydney yang dikembangkan EWI, dan Ibrahim Technopolis (IBTEC) seluas 300 hektar di Johor yang digarap JLG. IBTEC, sebagai bagian dari Zona Ekonomi Khusus Johor-Singapura (JS-SEZ), telah menarik investasi senilai RM34 miliar, menawarkan prospek menarik bagi pengembangan industri berteknologi tinggi.

    Datuk Sr Akmal Ahmad dari JLG menekankan bahwa kolaborasi ini sejalan dengan strategi ekspansi regional perusahaan. “IBTEC menjadi platform ideal untuk menarik investor global, sementara kehadiran di Macquarie Park memperkuat posisi kami di Australia,” ujarnya. Di sisi lain, Datuk Teow Leong Seng dari EWI menyambut baik peluang untuk berkontribusi pada pengembangan kawasan industri berkelanjutan di Johor.

    Kemitraan potensial ini menandai babak baru bagi kedua perusahaan. Bagi EWI, ini menjadi pintu masuk pertama ke pasar properti Malaysia, sementara bagi JLG merupakan langkah strategis memperluas jejak kaki regionalnya. Kedua belah pihak sepakat bahwa kolaborasi semacam ini penting untuk menangkap peluang pertumbuhan di kawasan ekonomi khusus yang sedang berkembang pesat.

  • Peningkatan Sumber Daya Emas pada Properti Royalti Parbec Globex

    Article featured image

    Perusahaan pertambangan global Globex Mining Enterprises Inc. mengumumkan perkembangan signifikan dalam proyek emas Parbec di Quebec. Renforth Resources Inc., mitra strategis mereka, baru saja merilis laporan teknis terbaru yang memuat peningkatan sumber daya mineral sebesar 29%.

    Laporan NI 43-101 yang disusun oleh SGS Canada Inc. menunjukkan bahwa 73% sumber daya baru telah diklasifikasikan sebagai Terukur dan Terindikasi. Properti Parbec ini terletak di wilayah strategis, hanya 5 kilometer dari tambang emas besar milik Agnico Eagle di Malartic Township.

    Sebagai pemegang royalti, Globex akan mendapatkan 3% dari seluruh produksi mineral di lokasi tersebut. Kawasan ini termasuk dalam zona Cadillac Break yang terkenal akan kandungan emasnya, menjadikannya aset berharga bagi kedua perusahaan.

    Peningkatan estimasi sumber daya ini menandai kemajuan penting bagi proyek Parbec. Dengan klasifikasi sumber daya yang lebih tinggi, proyek ini semakin menunjukkan potensi ekonomi yang menjanjikan bagi para pemangku kepentingan.

  • Hunza memimpin proyek pembaruan perkotaan pertama di Penang senilai RM600 juta.

    Article featured image

    Hunza Properties Bhd menorehkan sejarah baru dalam pembangunan perkotaan di Malaysia dengan meluncurkan proyek pembaruan Flat Mahsuri di Bayan Baru, Penang, senilai RM600 juta. Yang membedakan proyek ini adalah pendekatan inovatifnya—seluruh proses konstruksi akan berlangsung tanpa perlu mengosongkan penghuni dari hunian mereka. Langkah ini menjadi terobosan dalam pembangunan perumahan berbasis komunitas di negara tersebut.

    Proyek yang terletak di kawasan strategis dekat Kawasan Industri Bayan Lepas ini akan mengubah lima blok flat tua menjadi tiga menara modern. Fase pertama telah dimulai dengan pembangunan menara 38 lantai yang akan menampung 300 unit pengganti bagi penghuni lama. Ukuran unit baru ini hampir tiga kali lipat lebih luas dibandingkan flat sebelumnya, dengan luas antara 850-900 kaki persegi. Yang menarik, penghuni tidak perlu membayar tambahan untuk peningkatan kualitas hunian ini.

    Tahap selanjutnya akan menyusul dengan pembangunan menara 46 lantai berisi 770 unit perumahan terjangkau dan ruang komersial. Fase akhir akan menghadirkan menara apartemen layanan 33 lantai dengan berbagai ukuran unit. Menurut Datuk Seri S. Sundarajoo, Ketua Komite Perumahan Negara Bagian Penang, proyek ini menciptakan simbiosis mutualisme antara penghuni, pengembang, dan pemerintah. Nilai pengembangan kotor proyek ini mencapai hampir RM600 juta.

    Inisiatif ini merupakan bagian dari program besar pemerintah negara bagian untuk merevitalisasi perumahan tua di Penang. Empat lokasi lain telah masuk dalam daftar prioritas pembaruan. Meski demikian, tantangan seperti persetujuan penghuni dan manajemen relokasi tetap menjadi faktor kritis. Proyek Hunza ini menunjukkan bagaimana pembangunan vertikal yang terencana dengan baik dapat menjadi solusi atas keterbatasan lahan sekaligus meningkatkan kualitas hidup masyarakat.

  • Laba bersih Paramount Corp melonjak 87% pada kuartal pertama karena penjualan properti yang lebih tinggi.

    Article featured image

    Paramount Corporation Berhad mencatat pertumbuhan kinerja yang signifikan pada kuartal pertama tahun fiskal 2025, dengan laba bersih melonjak 87,2% menjadi RM14,4 juta. Peningkatan ini terutama disumbang oleh segmen properti yang menunjukkan performa kuat, sementara divisi investasi menghadapi tantangan akibat beban bunga yang lebih tinggi.

    Pendapatan perusahaan naik 26,2% menjadi RM217,84 juta, didorong oleh proyek-proyek pengembangan di Petaling Jaya dan Penang. The Atera di Selangor menjadi kontributor utama, diikuti oleh Utropolis Batu Kawan dan Paramount Palmera, dengan laba sebelum pajak segmen properti meningkat 40% menjadi RM32,2 juta.

    Meski menunjukkan pertumbuhan positif, Paramount tidak membagikan dividen untuk periode ini. Perusahaan telah meluncurkan properti senilai RM62,4 juta sebagai bagian dari rencana pengembangan tahunan senilai RM1,4 miliar. Jeffrey Chew, CEO Grup, menekankan pentingnya disiplin keuangan dalam menghadapi kondisi pasar yang dinamis.

    Dengan penjualan belum tertagih mencapai RM1,6 miliar per Maret 2025, Paramount memiliki visibilitas jangka pendek yang baik untuk arus kas. Perusahaan tetap berkomitmen mencapai target penjualan RM1,5 miliar tahun ini, didukung proyek-proyek strategis yang diharapkan berkontribusi pada kinerja keuangan hingga akhir tahun fiskal 2025.

  • Terlalu Mudah bagi Orang Asing untuk Membeli Properti di Jepang

    Article featured image

    Pasar properti Jepang menawarkan peluang unik bagi warga asing melalui rumah-rumah kosong atau akiya yang semakin populer. Fenomena ini muncul sebagai solusi atas banyaknya properti tak terpakai di pedesaan Jepang, terutama pasca-pandemi ketika minat internasional meningkat.

    Meski harganya terjangkau, calon pembeli perlu mempertimbangkan tantangan hidup di daerah terpencil. Fasilitas umum yang terbatas dan isolasi sosial menjadi kendala utama yang sering diabaikan.

    Rumah-rumah akiya umumnya memiliki konstruksi tua dengan insulasi yang buruk. Kondisi ini jauh berbeda dari gambaran idilis kehidupan pedesaan yang sering ditampilkan di media.

    Bagi yang tertarik, penting untuk meneliti lokasi dan kondisi properti secara menyeluruh. Meski menjanjikan, realitas tinggal di akiya bisa jauh dari ekspektasi.

  • Laba bersih Tiong Nam melonjak empat kali lipat pada kuartal keempat berkat keuntungan properti, penuh

    Article featured image

    Perusahaan logistik Tiong Nam Logistics Holdings Bhd mencatat lonjakan kinerja keuangan yang signifikan pada kuartal terakhir tahun fiskal 2025. Laba bersih perusahaan melesat empat kali lipat menjadi RM42,96 juta, didorong oleh penyesuaian nilai wajar properti investasi serta pertumbuhan pendapatan dari sektor inti bisnisnya.

    Sektor logistik dan pergudangan tetap menjadi penyumbang utama dengan pendapatan naik 21,5% menjadi RM218,3 juta. Kinerja positif ini berasal dari permintaan yang kuat baik dari klien lokal maupun perusahaan multinasional. Selain itu, divisi pengembangan properti menunjukkan pertumbuhan eksponensial dengan pendapatan melonjak tujuh kali lipat berkat proyek perumahan aktif di Johor.

    Meski kuartal terakhir menunjukkan hasil menggembirakan, performa tahunan justru mengalami penurunan laba bersih sebesar 27,47%. Manajemen mengaitkan hal ini dengan keuntungan nilai wajar yang lebih rendah dibanding tahun sebelumnya serta meningkatnya biaya operasional akibat ekspansi fasilitas gudang. Total pendapatan tahunan tetap tumbuh 13,84% menjadi RM863,59 juta.

    Menghadapi tahun fiskal 2026, direktur utama Ong Yoong Nyock menyampaikan rencana ambisius untuk memperluas kapasitas gudang hingga 11,1 juta kaki persegi dalam tiga tahun ke depan. Ekspansi ini akan melibatkan pembangunan sembilan fasilitas baru di berbagai lokasi strategis Malaysia. Di pasar saham, harga saham Tiong Nam hari ini melemah 1,5% menjadi 65 sen per lembar.

  • Ritel Jepang seperti 3Coins memanfaatkan penurunan properti ritel di Hong Kong untuk berekspansi.

    Article featured image

    Di tengah tantangan ekonomi Hong Kong, peluang bisnis justru muncul bagi retailer Jepang yang melihat potensi pasar di kota tersebut. 3Coins, jaringan ritel asal Osaka, menjadi yang terbaru dengan rencana pembukaan gerai pertamanya di Hysan Place, Causeway Bay pada pertengahan Juli mendatang.

    Perusahaan yang berdiri sejak 1994 ini dikenal dengan produk kebutuhan sehari-hari khas Jepang dengan harga terjangkau. Mitra lokal 3Coins, Yaichi Group, menyatakan optimisme meski kondisi pasar properti ritel Hong Kong sedang lesu. Elmas Lou, salah satu pendiri Yaichi, mengungkapkan bahwa banyak warga Hong Kong menganggap Jepang sebagai “kampung halaman” kedua mereka.

    Yaichi Group, yang juga membawa merek-merek Jepang seperti Sugar Butter Sand dan Tokyo Banana ke Hong Kong, berencana memperluas penawaran produk berkualitas tinggi. “Permintaan akan produk asli Jepang sangat tinggi, dan kami berkomitmen memenuhi ekspektasi konsumen,” tambah Lou.

    Keberhasilan retailer Jepang lain seperti Don Don Donki, Nitori, dan Muji di Hong Kong menjadi bukti bahwa pasar ini masih menjanjikan. Jeannette Chan dari JLL Hong Kong menilai kesuksesan tersebut telah memicu kepercayaan bisnis Jepang untuk terus berekspansi di kota ini.

  • Penghargaan Properti Asia PropertyGuru ke-12 akan menetapkan tolok ukur baru dengan properti berkualitas dan tangguh.

    Article featured image

    Industri properti Asia kembali mencatatkan prestasi gemilang melalui ajang bergengsi PropertyGuru Asia Property Awards yang memasuki tahun ke-12. Edisi kali ini khusus menyoroti pencapaian para pengembang di Tiongkok Daratan, Hong Kong, dan Macau, dengan puncak acara akan digelar di Bangkok pada Desember 2025 mendatang.

    Proses seleksi yang ketat akan dilakukan oleh panel juri profesional dengan jadwal penting meliputi penutupan pendaftaran pada 19 September 2025, inspeksi lapangan di Hong Kong dan Macau pertengahan Oktober, serta penilaian akhir awal Oktober untuk Tiongkok Daratan. Kategori baru tahun ini mencakup berbagai aspek pembangunan berkelanjutan seperti pengembangan multigenerasi, perumahan berbiaya rendah, dan proyek renovasi kreatif.

    HLB International Real Estate Group, melalui dua anak perusahaannya di Tiongkok dan Hong Kong, akan memastikan proses penjurian berjalan adil dan transparan. Ken Ip, ketua penghargaan untuk Tiongkok Daratan, menekankan bagaimana para pengembang di wilayah ini telah menjadi pelopor dalam menggabungkan teknologi dengan prinsip keberlanjutan, sementara Paul Tse dari Hong Kong-Macau menyoroti pentingnya pelestarian bangunan bersejarah bersamaan dengan pembangunan baru.

    Tahun lalu, perusahaan-perusahaan dari ketiga wilayah ini berhasil meraih sembilan gelar Best in Asia, membuktikan kualitas mereka yang mampu bersaing di tingkat regional. Zhuhai Huafa Properties bahkan dinobatkan sebagai Best Developer se-Asia, menunjukkan dominasi pengembang Asia dalam menciptakan proyek-proyek inovatif yang tetap menghargai warisan budaya.