Blog

  • Laba bersih Paramount Corp melonjak 87% pada kuartal pertama karena penjualan properti yang lebih tinggi.

    Article featured image

    Paramount Corporation Berhad mencatat pertumbuhan kinerja yang signifikan pada kuartal pertama tahun fiskal 2025, dengan laba bersih melonjak 87,2% menjadi RM14,4 juta. Peningkatan ini terutama disumbang oleh segmen properti yang menunjukkan performa kuat, sementara divisi investasi menghadapi tantangan akibat beban bunga yang lebih tinggi.

    Pendapatan perusahaan naik 26,2% menjadi RM217,84 juta, didorong oleh proyek-proyek pengembangan di Petaling Jaya dan Penang. The Atera di Selangor menjadi kontributor utama, diikuti oleh Utropolis Batu Kawan dan Paramount Palmera, dengan laba sebelum pajak segmen properti meningkat 40% menjadi RM32,2 juta.

    Meski menunjukkan pertumbuhan positif, Paramount tidak membagikan dividen untuk periode ini. Perusahaan telah meluncurkan properti senilai RM62,4 juta sebagai bagian dari rencana pengembangan tahunan senilai RM1,4 miliar. Jeffrey Chew, CEO Grup, menekankan pentingnya disiplin keuangan dalam menghadapi kondisi pasar yang dinamis.

    Dengan penjualan belum tertagih mencapai RM1,6 miliar per Maret 2025, Paramount memiliki visibilitas jangka pendek yang baik untuk arus kas. Perusahaan tetap berkomitmen mencapai target penjualan RM1,5 miliar tahun ini, didukung proyek-proyek strategis yang diharapkan berkontribusi pada kinerja keuangan hingga akhir tahun fiskal 2025.

  • Terlalu Mudah bagi Orang Asing untuk Membeli Properti di Jepang

    Article featured image

    Pasar properti Jepang menawarkan peluang unik bagi warga asing melalui rumah-rumah kosong atau akiya yang semakin populer. Fenomena ini muncul sebagai solusi atas banyaknya properti tak terpakai di pedesaan Jepang, terutama pasca-pandemi ketika minat internasional meningkat.

    Meski harganya terjangkau, calon pembeli perlu mempertimbangkan tantangan hidup di daerah terpencil. Fasilitas umum yang terbatas dan isolasi sosial menjadi kendala utama yang sering diabaikan.

    Rumah-rumah akiya umumnya memiliki konstruksi tua dengan insulasi yang buruk. Kondisi ini jauh berbeda dari gambaran idilis kehidupan pedesaan yang sering ditampilkan di media.

    Bagi yang tertarik, penting untuk meneliti lokasi dan kondisi properti secara menyeluruh. Meski menjanjikan, realitas tinggal di akiya bisa jauh dari ekspektasi.

  • Laba bersih Tiong Nam melonjak empat kali lipat pada kuartal keempat berkat keuntungan properti, penuh

    Article featured image

    Perusahaan logistik Tiong Nam Logistics Holdings Bhd mencatat lonjakan kinerja keuangan yang signifikan pada kuartal terakhir tahun fiskal 2025. Laba bersih perusahaan melesat empat kali lipat menjadi RM42,96 juta, didorong oleh penyesuaian nilai wajar properti investasi serta pertumbuhan pendapatan dari sektor inti bisnisnya.

    Sektor logistik dan pergudangan tetap menjadi penyumbang utama dengan pendapatan naik 21,5% menjadi RM218,3 juta. Kinerja positif ini berasal dari permintaan yang kuat baik dari klien lokal maupun perusahaan multinasional. Selain itu, divisi pengembangan properti menunjukkan pertumbuhan eksponensial dengan pendapatan melonjak tujuh kali lipat berkat proyek perumahan aktif di Johor.

    Meski kuartal terakhir menunjukkan hasil menggembirakan, performa tahunan justru mengalami penurunan laba bersih sebesar 27,47%. Manajemen mengaitkan hal ini dengan keuntungan nilai wajar yang lebih rendah dibanding tahun sebelumnya serta meningkatnya biaya operasional akibat ekspansi fasilitas gudang. Total pendapatan tahunan tetap tumbuh 13,84% menjadi RM863,59 juta.

    Menghadapi tahun fiskal 2026, direktur utama Ong Yoong Nyock menyampaikan rencana ambisius untuk memperluas kapasitas gudang hingga 11,1 juta kaki persegi dalam tiga tahun ke depan. Ekspansi ini akan melibatkan pembangunan sembilan fasilitas baru di berbagai lokasi strategis Malaysia. Di pasar saham, harga saham Tiong Nam hari ini melemah 1,5% menjadi 65 sen per lembar.

  • Ritel Jepang seperti 3Coins memanfaatkan penurunan properti ritel di Hong Kong untuk berekspansi.

    Article featured image

    Di tengah tantangan ekonomi Hong Kong, peluang bisnis justru muncul bagi retailer Jepang yang melihat potensi pasar di kota tersebut. 3Coins, jaringan ritel asal Osaka, menjadi yang terbaru dengan rencana pembukaan gerai pertamanya di Hysan Place, Causeway Bay pada pertengahan Juli mendatang.

    Perusahaan yang berdiri sejak 1994 ini dikenal dengan produk kebutuhan sehari-hari khas Jepang dengan harga terjangkau. Mitra lokal 3Coins, Yaichi Group, menyatakan optimisme meski kondisi pasar properti ritel Hong Kong sedang lesu. Elmas Lou, salah satu pendiri Yaichi, mengungkapkan bahwa banyak warga Hong Kong menganggap Jepang sebagai “kampung halaman” kedua mereka.

    Yaichi Group, yang juga membawa merek-merek Jepang seperti Sugar Butter Sand dan Tokyo Banana ke Hong Kong, berencana memperluas penawaran produk berkualitas tinggi. “Permintaan akan produk asli Jepang sangat tinggi, dan kami berkomitmen memenuhi ekspektasi konsumen,” tambah Lou.

    Keberhasilan retailer Jepang lain seperti Don Don Donki, Nitori, dan Muji di Hong Kong menjadi bukti bahwa pasar ini masih menjanjikan. Jeannette Chan dari JLL Hong Kong menilai kesuksesan tersebut telah memicu kepercayaan bisnis Jepang untuk terus berekspansi di kota ini.

  • Penghargaan Properti Asia PropertyGuru ke-12 akan menetapkan tolok ukur baru dengan properti berkualitas dan tangguh.

    Article featured image

    Industri properti Asia kembali mencatatkan prestasi gemilang melalui ajang bergengsi PropertyGuru Asia Property Awards yang memasuki tahun ke-12. Edisi kali ini khusus menyoroti pencapaian para pengembang di Tiongkok Daratan, Hong Kong, dan Macau, dengan puncak acara akan digelar di Bangkok pada Desember 2025 mendatang.

    Proses seleksi yang ketat akan dilakukan oleh panel juri profesional dengan jadwal penting meliputi penutupan pendaftaran pada 19 September 2025, inspeksi lapangan di Hong Kong dan Macau pertengahan Oktober, serta penilaian akhir awal Oktober untuk Tiongkok Daratan. Kategori baru tahun ini mencakup berbagai aspek pembangunan berkelanjutan seperti pengembangan multigenerasi, perumahan berbiaya rendah, dan proyek renovasi kreatif.

    HLB International Real Estate Group, melalui dua anak perusahaannya di Tiongkok dan Hong Kong, akan memastikan proses penjurian berjalan adil dan transparan. Ken Ip, ketua penghargaan untuk Tiongkok Daratan, menekankan bagaimana para pengembang di wilayah ini telah menjadi pelopor dalam menggabungkan teknologi dengan prinsip keberlanjutan, sementara Paul Tse dari Hong Kong-Macau menyoroti pentingnya pelestarian bangunan bersejarah bersamaan dengan pembangunan baru.

    Tahun lalu, perusahaan-perusahaan dari ketiga wilayah ini berhasil meraih sembilan gelar Best in Asia, membuktikan kualitas mereka yang mampu bersaing di tingkat regional. Zhuhai Huafa Properties bahkan dinobatkan sebagai Best Developer se-Asia, menunjukkan dominasi pengembang Asia dalam menciptakan proyek-proyek inovatif yang tetap menghargai warisan budaya.

  • Titijaya akan mengakuisisi aset properti senilai RM105 juta.

    Article featured image

    Titijaya Land Bhd memperluas portofolio propertinya dengan rencana akuisisi strategis di Sabah. Perusahaan ini mengajukan pembelian dua aset bernilai total RM105 juta di Kota Kinabalu, yang mencakup lahan dan bangunan tak terselesaikan di kawasan pendidikan tinggi.

    Proyek utama melibatkan pembelian tanah beserta dua blok apartemen mahasiswa setinggi 19 lantai senilai RM99 juta. Fasilitas ini mampu menampung lebih dari 3.000 mahasiswa, memanfaatkan permintaan yang terus meningkat akan hunian pelajar. Titijaya berencana menyelesaikan konstruksi yang tertunda dan mengoperasikan properti tersebut secara komersial.

    Akuisisi kedua senilai RM6 juta mencakup lahan dengan bangunan terbengkalai yang semula ditujukan untuk proyek koperasi UMS. Rencana pengembangan ulang termasuk pembangunan kompleks residensial 14 lantai dengan 476 unit, ruang komersial, dan area parkir bertingkat. Proyek ini terhenti sejak 2012 dan kini akan direvitalisasi.

    Lokasi strategis kedua properti berdekatan dengan kampus UMS dan rumah sakit universitas yang akan beroperasi tahun depan. Pengembangan ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan hunian dan fasilitas pendukung bagi komunitas akademik yang terus berkembang di wilayah tersebut.

  • Kew Green 1 Ludes dalam Tiga Bulan, Menandakan Permintaan Kuat untuk Properti Ramah Lingkungan

    Article featured image

    Properti mewah ramah lingkungan di Iskandar Puteri terus menunjukkan daya tariknya di pasar properti Malaysia, terbukti dengan larisnya penjualan Kew Green 1 dalam waktu singkat. WM Senibong berhasil menjual seluruh 171 unit rumah link dua dan tiga lantai hanya dalam tiga bulan sejak peluncurannya pada Desember 2024, dengan kisaran harga RM1,1 juta hingga RM2,1 juta.

    Keberhasilan proyek ini tidak lepas dari lokasinya yang strategis, hanya 10 menit dari Singapura melalui Tuas Second Link. Desain hunian yang mengintegrasikan arsitektur modern dengan lingkungan alami menjadi daya tarik utama bagi pembeli lokal maupun internasional. Tersedia tiga tipe tata letak—Pine, Fir, dan Elm—yang dirancang untuk menciptakan keseimbangan antara kemewahan dan keberlanjutan.

    Selain desain yang estetis, Kew Green 1 juga menawarkan fasilitas premium berstandar GreenRE Gold, seperti klub pribadi, taman atap, dan area rekreasi berbasis danau. Akses mudah ke pusat gaya hidup seperti Senibong Golf Club dan Gleneagles Medini semakin memperkuat nilai investasi properti ini. CEO WM Senibong, CK Quay, menyebutkan bahwa proyek RTS dan SEZ turut mendorong minat pembeli terhadap hunian berkelanjutan di kawasan ini.

    Menyusul kesuksesan fase pertama, WM Senibong berencana meluncurkan Kew Green 2 pada Agustus 2025 dengan 160 unit baru, termasuk rumah semi-detached, klaster, dan residensi link. Harga mulai dari RM1,4 juta hingga RM3,8 juta ini menargetkan pembeli yang mencari kenaikan kelas serta investor jangka panjang. Proyek ini semakin memperkuat posisi Iskandar Puteri sebagai destinasi properti mewah yang diminati di kawasan selatan Johor.

  • Kuala Lumpur Menjalani Peningkatan Urban Besar-besaran Menjelang KTT ASEAN 2025

    Article featured image

    Kuala Lumpur sedang mengalami perubahan besar menjelang KTT ASEAN 2025, dengan fokus pada pembangunan berkelanjutan dan modernisasi infrastruktur. Pemerintah setempat melalui Dewan Bandaraya Kuala Lumpur (DBKL) menggalakkan berbagai inisiatif untuk menciptakan lingkungan yang lebih hijau, efisien, dan aman bagi warga serta tamu internasional.

    Salah satu program unggulan adalah revitalisasi ruang publik, termasuk penggantian tempat sampah konvensional dengan desain yang lebih modern dan fungsional. Selain itu, lebih dari 40 pusat pengumpulan sampah kini dihiasi mural seni publik, menambah estetika kota sekaligus meningkatkan kesadaran lingkungan. Kegiatan seperti “plogging”—gabungan joging dan pungut sampah—juga digalakkan untuk melibatkan masyarakat dalam menjaga kebersihan.

    Infrastruktur kota tak ketinggalan mendapat perhatian serius, dengan perbaikan trotoar, permukaan jalan, dan penambahan lansekap hijau di lokasi strategis seperti Jalan Tun Razak dan Dataran Merdeka. Kampanye pemeliharaan bangunan turut digiatkan untuk memastikan wajah kota tetap menarik. Langkah ini diharapkan tidak hanya mempersiapkan Kuala Lumpur sebagai tuan rumah KTT, tetapi juga meninggalkan warisan jangka panjang bagi warganya.

    Di bidang keamanan, sistem pengawasan cerdas diperkuat dengan lebih dari 5.000 kamera CCTV dan Ruang Operasi Insiden Publik yang terpusat. Teknologi ini memungkinkan respons cepat terhadap situasi darurat, meningkatkan rasa aman di tengah arus kunjungan internasional.

  • Astaka

    Article featured image

    Johor Bahru akan segera menyambut kehadiran pencakar langit baru yang akan memperkaya lanskap perkotaannya. Astaka Holdings Limited bersama mitra strategis Kimlun Corp Bhd resmi memulai pembangunan Arden, hunian premium setinggi 68 lantai yang menjadi bagian dari proyek besar One Bukit Senyum Fase 3. Proyek bernilai RM800 juta ini diproyeksikan menjadi ikon baru di kawasan Zona Ekonomi Khusus Johor-Singapura yang sedang berkembang pesat.

    Dengan ketinggian mencapai 260 meter, Arden akan menjadi bangunan tertinggi kedua di Johor Bahru setelah The Astaka yang juga dikembangkan oleh grup yang sama. Pengembangan ini menawarkan 618 unit hunian premium dengan luas bervariasi antara 797 hingga 1.700 kaki persegi, dipasarkan dengan kisaran harga RM1.300-RM1.500 per kaki persegi. Proyek yang ditargetkan rampung pada 2030 ini didesain oleh GDP Architects, firma ternama di balik berbagai landmark seperti Pavilion Kuala Lumpur dan TRX Residence.

    Allen Khong, Direktur Eksekutif Astaka, menyampaikan antusiasme tinggi menyambut dimulainya konstruksi setelah peluncuran resmi Maret 2025 lalu. Kolaborasi dengan Kimlun Corp bukanlah yang pertama kalinya, mengingat sebelumnya kedua perusahaan telah sukses menggarap proyek-proyek strategis seperti Menara MBJB dan Aliva Mount Austin. “Ini merupakan pertemuan dua pemain properti terkemuka Johor yang berkomitmen menciptakan pengembangan kelas dunia,” tegas Khong.

    Pang Khang Hau dari Kimlun Corp menegaskan kesiapan perusahaan sebagai kontraktor utama untuk mewujudkan visi transformatif ini. Dengan pengalaman panjang di bidang teknik dan konstruksi, Kimlun yakin dapat menghadirkan landmark baru yang akan mendefinisikan ulang wajah Johor Bahru. Proyek Arden tidak hanya menjadi simbol kemajuan properti Johor, tetapi juga bukti sinergi kuat antara dua perusahaan lokal yang berambisi menciptakan karya ikonik.

  • Indonesia dalam sewa-beli

    Article featured image

    Di tengah tantangan akses pembiayaan perumahan, pelaku industri properti mengajukan solusi inovatif untuk menjangkau kalangan yang selama ini terpinggirkan. Skema sewa-beli muncul sebagai alternatif bagi pekerja informal yang kerap kesulitan memenuhi persyaratan kredit perbankan konvensional akibat penghasilan tidak tetap.

    Junaidi Abdillah dari Apersi menjelaskan bahwa mekanisme ini memungkinkan calon penghuni membayar sewa selama periode tertentu sebelum akhirnya memiliki rumah tersebut. “Model ini tidak bergantung pada penilaian kelayakan kredit tradisional, sehingga lebih inklusif bagi pedagang kecil dan pekerja lepas,” ujarnya dalam pertemuan dengan Komisi V DPR.

    Persoalan aksesibilitas ternyata tidak hanya dialami pekerja informal. Muhamad Syawali dari Apernas mengungkapkan bahwa banyak karyawan dengan gaji tetap pun kesulitan memenuhi syarat KPR, terutama untuk rumah subsidi. “Standar penilaian bank yang hanya mengalokasikan 30% penghasilan untuk cicilan membuat banyak orang tidak memenuhi threshold pembiayaan,” paparnya.

    Pemerintah sebenarnya telah mengambil beberapa langkah progresif, seperti penandatanganan keputusan bersama tiga menteri tentang pembebasan BPHTB dan penyesuaian batas penghasilan untuk program subsidi. Namun implementasi di lapangan masih menemui kendala, termasuk ketidakkonsistenan penerapan regulasi di berbagai daerah.