Author: editor

  • NCT Alliance membeli 51% saham pengembang properti Sabah senilai RM22 juta dalam transaksi tunai dan pertukaran lahan.

    Article featured image

    NCT Alliance, grup properti dan konstruksi asal Malaysia, memperluas portofolionya dengan mengambil alih mayoritas saham pengembang properti Sabah, Setara Juara Sdn Bhd. Nilai akuisisi 51% saham ini mencapai RM22 juta, memperkuat posisi NCT di pasar properti wilayah timur Malaysia.

    Proyek utama yang menjadi daya tarik akuisisi ini adalah Ion Marina Bay, kawasan pengembangan campuran seluas 249,67 hektar di Putatan, Sabah. Berlokasi strategis dekat Bandara Internasional Kota Kinabalu, proyek bernilai RM3,4 miliar ini akan menggabungkan unsur residensial, komersial, dan gaya hidup selama periode pengembangan sembilan tahun mulai 2025.

    Pembiayaan akuisisi dilakukan secara hybrid, dengan RM8,8 juta berasal dari dana internal atau pinjaman bank, sedangkan sisanya RM13,2 juta melalui mekanisme kontra tanah. Pasca akuisisi, struktur kepemilikan akan berubah dengan NCT Panorama memegang 51% saham, sementara pendiri Setara Juara tetap mempertahankan 24,5% saham masing-masing.

    Datuk Seri Yap Ngan Choy, pimpinan NCT Alliance, menekankan bahwa langkah ini merupakan bagian dari strategi ekspansi jangka panjang di Sabah. Kolaborasi dengan pemain lokal seperti Setara Juara diharapkan dapat menciptakan nilai tambah bagi pengembangan properti di wilayah tersebut, sekaligus memperkuat posisi NCT sebagai pengembang terkemuka di Malaysia.

  • Bandar Malaysia: Mimpi urban yang ambisius atau taruhan miliaran ringgit?

    Article featured image

    Bandar Malaysia muncul sebagai proyek urban masa depan yang menggabungkan konsep kota pintar dengan prinsip keberlanjutan. Terletak di kawasan strategis Kuala Lumpur seluas 196,7 hektar, mega proyek ini dirancang untuk menjadi pusat bisnis, hunian, dan industri berbasis transportasi massal. Dengan nilai pengembangan diperkirakan mencapai RM140 miliar, proyek ini diharapkan menjadi benchmark baru pengembangan perkotaan di Malaysia.

    Perjalanan Bandar Malaysia tidak lepas dari dinamika politik dan ekonomi selama satu dekade terakhir. Awalnya dikembangkan di bawah naungan 1MDB, proyek ini sempat mengalami perubahan kepemilikan dan penundaan akibat berbagai faktor. Pembatalan kerja sama dengan konsorsium IWH-CREC pada 2017 sempat menghentikan perkembangan proyek, sebelum akhirnya dihidupkan kembali di bawah pengelolaan baru. Pandemi dan ketidakpastian proyek HSR KL-Singapura turut menambah kompleksitas pelaksanaannya.

    Babak baru dimulai ketika KLCC Holdings, anak perusahaan Petronas, resmi mengambil alih pengembangan proyek ini pada Oktober 2024. Perusahaan yang berpengalaman membangun KLCC ini berkomitmen menciptakan kawasan bisnis internasional yang terintegrasi dengan konsep Transit-Oriented Development (TOD). Para analis melihat langkah ini sebagai sinyal positif untuk memastikan keberlanjutan proyek, meskipun tetap ada kekhawatiran mengenai potensi kelebihan pasokan properti komersial di ibu kota.

    Konsep transportasi berkelanjutan menjadi fokus utama dalam pengembangan Bandar Malaysia. Pakar perencanaan kota seperti Shahrim Tamrin menekankan pentingnya mendesain kawasan yang berpusat pada manusia, bukan kendaraan pribadi. Proyek ini diharapkan dapat menjadi contoh baru tata kota Malaysia yang mengurangi ketergantungan pada mobil pribadi, sekaligus menciptakan lingkungan hidup yang lebih sehat dan efisien. Keberhasilan implementasi konsep ini akan menentukan apakah Bandar Malaysia benar-benar dapat menjadi model pengembangan perkotaan masa depan.

  • Cisco dan MRCB Akan Mendirikan yang Pertama dari Jenisnya

    Article featured image

    Teknologi pintar dan pengembangan properti kini bersatu dalam kolaborasi strategis antara Cisco dan Malaysian Resources Corp. Berhad (MRCB). Kedua raksasa ini bergabung untuk menciptakan pusat properti cerdas pertama di Malaysia, menandai babak baru dalam integrasi teknologi jaringan dengan infrastruktur perkotaan.

    Solusi Connected Real Estate (CRE) dari Cisco akan menjadi tulang punggung proyek ambisius ini. Platform berbasis IP ini memungkinkan konvergensi sistem TI, otomatisasi gedung, keamanan, dan manajemen fasilitas dalam satu ekosistem terpadu. Shahril Ridza Ridzuan dari MRCB menjelaskan bahwa pendekatan ini tidak hanya meningkatkan efisiensi operasional tetapi juga memperpanjang usia bangunan sekaligus mengurangi biaya perawatan.

    Proyek percontohan akan dimulai di KL Sentral sebelum meluas ke Lot G seluas 2,8 juta kaki persegi dan Penang Sentral yang membentang 30 hektar. Kawasan-kawasan ini akan menyatukan berbagai fungsi mulai dari transportasi, ritel, perkantoran, hingga hunian dalam satu lingkungan terhubung. Kumaran Singaram dari Cisco menekankan bahwa kolaborasi ini akan menjadi implementasi CRE terbesar di Malaysia.

    Sebagai bagian dari inisiatif ini, Cisco meluncurkan Express-Network on Wheels (NoW), sebuah pameran keliling yang memamerkan teknologi mutakhir senilai lebih dari US$1 juta. Unit mobile ini akan berkeliling Malaysia selama enam minggu, memperkenalkan solusi digital kepada lebih dari 20.000 calon pengguna. Tur ini didukung oleh berbagai mitra teknologi terkemuka regional dan nasional.

  • UEM Sunrise siap menjadi kuda hitam properti pada 2025 — Maybank IB

    Article featured image

    KUALA LUMPUR mungkin akan mengalami transformasi signifikan dalam industri properti menjelang 2025, dengan UEM Sunrise sebagai salah satu pemain kunci. Pengembang ini diuntungkan oleh lokasi strategisnya di Iskandar Puteri, ditambah rencana peluncuran galeri pameran baru dan pembaruan masterplan Gerbang Nusajaya. Maybank Investment Bank (Maybank IB) menyoroti potensi ini dalam laporan terbarunya, meski tetap mempertahankan rekomendasi “tahan” untuk saham UEM Sunrise dengan target harga RM1,05.

    Faktor utama yang mendorong optimisme adalah Zona Keuangan Khusus Johor-Singapura (JS-SEZ), yang diharapkan resmi ditandatangani pada Januari 2025 setelah beberapa kali penundaan. UEM Sunrise, sebagai pemilik lahan terbesar di Iskandar Malaysia dengan 4.783 hektar aset bernilai RM61 miliar, berada di posisi ideal untuk memanfaatkan insentif ini. Kawasan ini semakin menarik bagi investor karena kedekatannya dengan Singapura dan infrastruktur yang terus berkembang.

    Meski demikian, aktivitas properti di Gerbang Nusajaya masih terbatas sejauh ini, meskipun revisi masterplan lebih berfokus pada sektor industri. Maybank IB memperkirakan akselerasi proyek mungkin baru terlihat pada 2025. Sementara itu, pasar Iskandar Malaysia secara keseluruhan menunjukkan tren positif, dengan pengembang seperti Tropicana Corp Bhd dan Crescendo Corp Bhd aktif memanfaatkan permintaan untuk lahan pusat data.

    Maybank IB mengingatkan bahwa sebagian besar potensi JS-SEZ sudah tercermin dalam valuasi saat ini setelah menjadi sorotan sejak pertengahan 2023. Lembaga ini lebih merekomendasikan S P Setia Bhd dan Sime Darby Property Bhd sebagai pilihan utama, mengacu pada proyek joint venture industri dan kesepakatan sewa jangka panjang dengan Google. Eco World Development Group Bhd juga disebut sebagai pengembang yang aktif mengejar peluang pusat data di Selangor dan Kulai, menandakan diversifikasi strategi di sektor properti Malaysia.

  • Pengembang: Anggaran harus bekerja untuk membentuk masa depan properti Malaysia

    Article featured image

    2025 © New Straits Times, New Straits Times Press (M) Bhd (No. Pendaftaran Syarikat 196101000449 / 4485 H). Sebahagian daripada Kumpulan Media Prima.

  • Ismail Sabri ingin membiarkan Dewan Bahasa menghukum pengembang properti atas nama proyek asing.

    Article featured image

    Mantan Perdana Menteri Malaysia, Datuk Seri Ismail Sabri Yaakob, menyerukan reformasi hukum untuk memperkuat peran Dewan Bahasa dan Pustaka dalam melindungi identitas nasional. Dalam Simposium Antarabangsa Aspirasi Bahasa Melayu, ia mengusulkan amendemen undang-undang guna memberikan kewenangan penuh kepada DBP untuk menjatuhkan sanksi terhadap pengembang properti yang menggunakan nama asing untuk proyek mereka.

    Ismail menekankan pentingnya penggunaan bahasa Melayu sebagai simbol kedaulatan bangsa. Ia menyoroti tren pengembang yang lebih memilih nama-nama berbau Eropa ketimbang identitas lokal, yang dinilainya mengikis nilai kebangsaan. “DBP perlu diperkuat secara hukum agar bisa menindak pelanggaran ini,” tegasnya.

    Tak hanya di sektor properti, mantan pemimpin Malaysia itu juga mendorong penerapan bahasa Melayu secara luas di sektor swasta. Ia mengusulkan agar semua dokumen resmi dan acara kenegaraan wajib menggunakan bahasa nasional, termasuk saat menerima tamu internasional. “Bahasa kita harus menjadi prioritas, bahkan dalam forum global,” ujarnya.

    Untuk memulai perubahan, Ismail menyarankan pemerintah memberi contoh dengan hanya merespons undangan berbahasa Melayu. Langkah ini diharapkan bisa memicu kesadaran sektor swasta untuk mengikuti jejak yang sama. “Dengan konsistensi, kita bisa membangun kebanggaan berbahasa Melayu di semua lini,” pungkasnya.

  • Di dalam “kota hantu” senilai $100 miliar Malaysia

    Article featured image

    Di tengah krisis properti yang melanda China, dampaknya ternyata merembet hingga ke proyek-proyek internasional. Salah satunya adalah Forest City di Malaysia, sebuah mega-proyek senilai $100 miliar yang kini lebih mirip kota mati ketimbang kawasan hunian mewah. Pengembangnya, Country Garden, yang sedang berjuang melawan utang $200 miliar, kini terpaksa memotong gaji eksekutifnya.

    Proyek ambisius ini awalnya ditujukan untuk menarik investor kelas menengah China yang ingin memiliki properti di luar negeri. Namun kenyataannya, kompleks pencakar langit itu justru tampak sunyi dan mencekam. Lorong-lorongnya gelap meski di siang hari, sementara pusat perbelanjaan dan fasilitas lainnya nyaris tak berpenghuni. Sebagian besar area masih berupa lokasi konstruksi yang terbengkalai.

    Joanne Kaur, salah satu dari sedikit penghuni yang tinggal di Forest City, mengakui kesan “kota hantu” yang terasa begitu kuat. “Kalau Anda berjalan-jalan di sini setelah tengah hari, rasanya seperti berada di tempat yang ditinggalkan,” ujarnya. Nazmi Hamafiah, mantan penghuni lain, bahkan memilih pergi meski harus kehilangan uang deposit sewanya. “Ini seharusnya proyek megah, tapi kenyataannya mengecewakan,” keluhnya.

    Dampak krisis ini tidak hanya dirasakan oleh pengembang, tetapi juga oleh jutaan investor di China yang mengandalkan proyek semacam ini sebagai aset masa depan. Tanpa solusi cepat, ketidakpastian akan terus membayangi sektor properti China dan proyek-proyek globalnya. Forest City menjadi bukti nyata betapa rapuhnya industri ini ketika gelembung properti akhirnya pecah.

  • Transaksi properti Malaysia 2024 capai level tertinggi dalam satu dekade

    Article featured image

    Pasar properti Malaysia menunjukkan tren positif yang signifikan sepanjang tahun 2024, mencatatkan rekor tertinggi dalam sepuluh tahun terakhir. Data terbaru dari Jabatan Penilaian dan Perkhidmatan Harta (JPPH) mengungkapkan peningkatan volume transaksi sebesar 5,4% menjadi 420.525 unit, dengan nilai transaksi melonjak 18% mencapai RM232,3 miliar. Pertumbuhan ini didorong oleh stabilitas ekonomi nasional yang tumbuh 5,1% serta berbagai kebijakan pemerintah dalam kerangka Ekonomi Madani.

    Sektor residensial menjadi penyumbang utama dengan peluncuran 75.784 unit baru dan tingkat penjualan mencapai 37,3%. Kondisi overhang properti juga membaik, ditandai dengan penurunan 10,3% dalam volume dan 21,2% dalam nilai unit yang belum terjual. Indeks Harga Rumah Malaysia (MHPI) mencatat pertumbuhan moderat sebesar 3,3% dengan harga rata-rata RM486.678 per unit, mencerminkan stabilitas pasar yang terjaga.

    Pemerintah terus mendorong pertumbuhan sektor ini melalui berbagai insentif, termasuk keringanan pajak untuk pembelian properti bernilai RM500.000-RM750.000 dan peningkatan alokasi Skim Jaminan Kredit Perumahan (SKJP) menjadi RM10 miliar. Proyek strategis seperti Zona Ekonomi Khusus Johor-Singapura (JS-SEZ) dan pembangunan infrastruktur besar turut berkontribusi dalam menarik minat investor global.

    Menteri Keuangan II Datuk Seri Amir Hamzah Azizan optimis pertumbuhan ekonomi 4,5-5,5% akan terus mendukung kinerja pasar properti di tahun 2025. Implementasi kebijakan Ekonomi Madani melalui Anggaran 2025 dan program GeAR-uP untuk BUMN diharapkan dapat memacu investasi domestik. Dengan berbagai stimulus ini, pasar properti Malaysia diproyeksikan tetap tangguh dan berkontribusi signifikan terhadap pembangunan nasional.

  • E&O Group mengungkapkan masterplan Pulau Andaman

    Article featured image

    Di tengah geliat pasar properti Malaysia yang terus berkembang, Eastern & Oriental Berhad (E&O) meluncurkan masterplan terbaru untuk Andaman Island, sebuah proyek kota pulau bernilai RM60 miliar yang dirancang untuk mengubah wajah Penang. Pengembangan ini tidak hanya menjadi proyek properti biasa, melainkan sebuah ekosistem urban berkelanjutan yang menggabungkan elemen modern dengan warisan budaya lokal, sekaligus menjawab kebutuhan pasar akan hunian premium berbasis lingkungan.

    Masterplan Andaman Island dibangun berdasarkan konsep “kota 15 menit”, di mana seluruh fasilitas penting dapat diakses dalam jarak berjalan kaki atau bersepeda. Terbagi menjadi tiga distrik utama—Shoreline, Gurney Green, dan Canalside—proyek ini menawarkan beragam pengalaman hidup, mulai dari ketenangan alam hingga pusat komersial yang dinamis. Kok Tuck Cheong, Managing Director E&O Group, menekankan bahwa proyek ini sejalan dengan visi Penang2030 untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan ramah lingkungan.

    Menariknya, proyek ini telah mendapatkan respons luar biasa dari pasar. The Meg, Arica, serta hunian tapak Fera dan Senna terjual habis, sementara kondominium premium The Lume telah mencapai penjualan lebih dari 42% sejak diluncurkan Agustus lalu. Kesuksesan ini mencerminkan tingginya permintaan terhadap properti mewah yang tidak hanya menawarkan kemewahan, tetapi juga komitmen terhadap keberlanjutan. Harga yang dimulai dari RM2,2 juta pun tidak menjadi penghalang bagi pembeli yang menginginkan gaya hidup unggul di tengah lingkungan yang hijau dan terintegrasi.

    E&O berkomitmen untuk menjadikan Andaman Island sebagai contoh pengembangan properti berstandar internasional, dengan seluruh proyek di dalamnya menargetkan sertifikasi GreenRE Gold atau Platinum. Langkah ini diperkuat dengan penerapan teknologi ramah lingkungan seperti sistem pemanenan air hujan dan penggunaan energi terbarukan. Dengan demikian, Andaman Island tidak hanya menjadi destinasi hunian premium, tetapi juga bukti nyata bahwa pembangunan properti dapat berjalan beriringan dengan pelestarian lingkungan.

  • Pengembang hindari penjara atas pembayaran tidak sah RM9,5 juta dalam transaksi properti Mara Inc di Australia

    Article featured image

    Pengembang properti asal Malaysia, Teen Boon Lye, akhirnya menghadapi konsekuensi hukum setelah terlibat dalam skema pembayaran fiktif senilai A$3,4 juta terkait transaksi properti di Melbourne. Kasus yang berlarut-larut selama 12 tahun ini berakhir dengan hukuman percobaan 21 bulan oleh Pengadilan Magistrat Melbourne, dengan pertimbangan kondisi kesehatan dan lamanya waktu sejak kejadian.

    Transaksi kontroversial ini bermula ketika Mara Inc, melalui perantara Malaysia, membeli Dudley International House dengan harga A$22,6 juta—jauh lebih tinggi dari nilai awalnya sebesar A$17,8 juta. Teen mengaku terlibat dalam pembuatan faktur palsu untuk menyamarkan pembayaran kelebihan tersebut sebagai biaya bisnis yang sah. Hakim Michael O’Connell menegaskan bahwa meskipun Teen tidak mendapat keuntungan langsung, tindakannya merugikan keuangan negara Malaysia.

    Investigasi oleh Komite Akun Publik (PAC) sebelumnya mengungkap sejumlah properti Mara Inc di Australia dan Inggris yang dibeli dengan harga tidak wajar. Selain Dudley International House, terdapat dua properti lain di Melbourne dan Beaumont House di London. PAC menyoroti kemungkinan adanya praktik penyelewengan dalam transaksi-transaksi tersebut.

    Proyek pengembangan akomodasi pelajar di Caulfield, yang digarap Teen pada akhir 2000-an, sempat mengalami kesulitan pendanaan sebelum akhirnya dijual ke Mara. Negosiasi yang berlarut-larut dengan perantara Malaysia diduga menjadi pintu masuk bagi manipulasi harga. Hakim O’Connell menekankan bahwa meskipun hukuman penjara dihindari, pelanggaran serupa di masa depan akan berakibat lebih berat.