Author: editor

  • PropertyGuru Asia Awards Malaysia dalam Kemitraan dengan iProperty kembali dengan 23 kategori baru pada tahun 2025.

    Article featured image

    Industri properti Malaysia kembali menyambut ajang bergengsi PropertyGuru Asia Awards yang memasuki tahun ke-12 penyelenggaraannya. Tahun 2025 menandai babak baru dengan penambahan berbagai kategori penghargaan yang lebih beragam, mencakup aspek pengembangan hingga desain di seluruh wilayah negara.

    Acara peluncuran resmi digelar di dua lokasi strategis – Johor Bahru pada 24 Februari dan Kuala Lumpur dua hari kemudian. Sebanyak 132 kategori baru diumumkan, termasuk sembilan penghargaan khusus untuk pengembangan properti landed dan high-rise di wilayah Tengah, Utara, dan Selatan Malaysia. Tidak hanya itu, tujuh kategori baru juga diperkenalkan untuk menghargai proyek perumahan dengan berbagai konsep inovatif di seluruh negeri.

    Perhelatan tahun ini semakin istimewa dengan diperkenalkannya enam kategori desain yang menekankan keunggulan arsitektur dan estetika interior. Penyempurnaan kategori ini melanjutkan kesuksesan ESG Developer Awards yang pertama kali diluncurkan tahun sebelumnya, menunjukkan komitmen kuat terhadap pengembangan berkelanjutan. Menurut Datuk Ar. Ezumi Harzani Ismail selaku Ketua Panel Juri, penghargaan ini tidak hanya mendorong peningkatan standar industri tetapi juga memacu inovasi kolaboratif.

    Proses penjurian akan dilakukan oleh panel ahli beranggotakan 14 profesional dari berbagai disiplin ilmu selama sesi khusus pada Juli 2025. Acara puncak berupa gala dinner dan upacara penghargaan dijadwalkan berlangsung di Kuala Lumpur pada 9 Oktober, sebelum berlanjut ke grand final regional di Bangkok bulan Desember. Melalui berbagai kategori baru ini, penghargaan tahun 2025 diharapkan dapat terus memacu perkembangan positif sektor properti Malaysia menuju standar internasional.

  • IHG Hotels & Resorts kembali ke Kuching dengan peluncuran perdana voco hotels di Malaysia.

    Article featured image

    IHG Hotels & Resorts memperluas jejaknya di Malaysia dengan menghadirkan merek premium terbarunya, voco hotels, di Kuching. Properti ini akan menjadi yang pertama di Sarawak sekaligus menandai kembalinya IHG ke kota tersebut setelah lebih dari satu setengah dekade. Direncanakan beroperasi pada 2026, voco Kuching akan menawarkan 321 kamar sebagai bagian dari proyek mixed-use 12 lantai hasil kolaborasi dengan Elica Equity Sdn Bhd.

    Patrick Finn dari IHG menyatakan antusiasmenya atas proyek ini, menyebutnya sebagai langkah strategis untuk memperkuat portofolio perusahaan di Malaysia. Selain voco, IHG juga akan memperkenalkan merek mewah Regent dan Kimpton dalam beberapa tahun mendatang. Dato Bobby Ting dari Elica Equity mengungkapkan kebanggaannya bisa menjadi mitra pertama yang menghadirkan konsep voco hotels di Malaysia, dengan harapan dapat menciptakan standar baru dalam industri perhotelan lokal.

    Terletak strategis hanya 15 menit dari pusat kota dan 5 menit dari Bandara Internasional Kuching, properti ini akan dilengkapi berbagai fasilitas premium. Pengunjung dapat menikmati kolam renang, restoran all-day dining, lounge eksklusif, serta pusat kebugaran modern. Yang tak kalah menarik, hotel ini menyediakan ruang pertemuan seluas 2.400 meter persegi termasuk ballroom kapasitas besar untuk mendukung industri MICE setempat.

    Kuching dipilih sebagai lokasi karena potensi pariwisatanya yang terus berkembang, dengan target 4 juta wisatawan pada 2024. Destinasi ini terkenal dengan kekayaan budaya dan alamnya, seperti Sarawak Cultural Village dan Gunung Santubung. Kehadiran voco Kuching diharapkan dapat memperkuat posisi kota sebagai destinasi wisata unggulan sekaligus mendukung pertumbuhan ekonomi regional.

  • Crescendo Malaysia menjual lebih banyak lahan di Johor kepada Microsoft

    Article featured image

    Crescendo Corporation, salah satu pengembang properti terkemuka di Malaysia, kembali melakukan transaksi besar dengan menjual aset tanah strategis di Johor. Anak usahanya, Paranoramic Industrial Development, baru saja mengumumkan penjualan lahan seluas 22.548 hektar di kawasan Pulai, Johor Bahru, kepada Microsoft senilai RM119,8 juta.

    Lokasi tanah yang berada di Taman Industri Nusa Cemerlang ini rencananya akan diserahkan kepada Microsoft pada kuartal kedua 2027. Ini bukan kali pertama Crescendo bekerja sama dengan raksasa teknologi global, mengingat sebelumnya mereka juga telah menjual lahan untuk pengembangan pusat data kepada beberapa perusahaan seperti STT GDC dan Edgnex.

    Johor semakin menjadi pusat pertumbuhan infrastruktur digital di Asia Tenggara, didorong oleh kedekatannya dengan Singapura. Meskipun negara kota tersebut mulai melonggarkan pembatasan pembangunan pusat data, Johor tetap menjadi tujuan favorit bagi investor seperti Microsoft, PDG, dan Equinix.

    Microsoft sendiri telah lama berinvestasi di kawasan ini, termasuk dengan rencana pembangunan wilayah cloud Azure di Kuala Lumpur yang diumumkan sejak 2021. Kehadiran mereka di Johor semakin memperkuat posisi Malaysia sebagai hub teknologi regional, bersaing dengan Singapura dalam menarik investasi digital.

  • Di Kota Pop-Up Malaysia, Gema Krisis Perumahan China

    Article featured image

    Proyek Forest City di Malaysia menjadi contoh nyata ambisi yang meleset dari raksasa properti China, Country Garden. Awalnya dirancang sebagai kota mandiri mewah dengan investasi besar-besaran, proyek ini kini lebih mirip kota hantu daripada pusat keuangan internasional yang dijanjikan.

    Kendala utama muncul sejak awal, ketika Singapura mengajukan protes lingkungan terkait reklamasi lahan di perairan dekat perbatasan. Larangan China terhadap pembelian properti luar negeri pada 2016 semakin memukul proyek ini, mengeringkan sumber pembeli potensial. Meski pemerintah Malaysia berupaya menyelamatkannya dengan insentif pajak dan status zona khusus, minat investor tetap lesu.

    Fakta di lapangan memperlihatkan betapa jauh realitas dari rencana awal. Menara perkantoran yang seharusnya dipenuhi manajer investasi justru terkunci rapat, sementara mal yang ditujukan untuk ritel mewah hanya diisi oleh mainan dinosaurus listrik yang melintas sepi. Blok apartemen yang dibangun pun lebih banyak gelap tanpa penghuni.

    Upaya penyelamatan terkesan terlalu kecil dan terlambat. Country Garden jelas keliru membaca pasar, mengira model sukses di China bisa langsung diterapkan di luar negeri. Forest City kini menjadi simbol risiko ekspansi yang gegabah, di mana visi megah berakhir dengan bangunan kosong dan harapan yang pudar.

  • Cara menjual rumah dengan cacat

    Article featured image

    Menjual properti dengan berbagai kerusakan membutuhkan strategi khusus di tengah pasar yang kompetitif. Masalah struktural seperti retakan besar, lantai tidak rata, hingga instalasi listrik bermasalah bisa menurunkan nilai jual secara signifikan.

    Pemilik harus jujur tentang kondisi bangunan untuk menghindari masalah hukum di kemudian hari. Solusi kreatif seperti menawarkan harga di bawah pasar atau memberikan diskon untuk perbaikan bisa menjadi pilihan menarik bagi pembeli.

    Memperbaiki sebagian kerusakan utama sebelum menjual juga dapat meningkatkan minat calon pembeli. Fokus pada perbaikan yang paling terlihat, seperti cat dinding atau keramik rusak, bisa memberikan kesan pertama yang lebih baik.

    Dengan pendekatan yang tepat, properti bermasalah tetap bisa terjual. Kunci utamanya adalah transparansi, harga realistis, dan sedikit usaha untuk memperbaiki hal-hal yang paling mengganggu.

  • Akankah sistem kredit Madani bekerja lebih baik?

    Article featured image

    Pembangunan rumah murah di perkotaan seringkali terkendala oleh mahalnya harga lahan, terutama di kawasan strategis. Di Kuala Lumpur, misalnya, harga tanah mencapai rata-rata RM570 per kaki persegi, jauh melampaui batas harga jual Residensi Madani yang ditetapkan di bawah RM300 psf.

    Biaya konstruksi dan pengembangan yang tinggi semakin memperumit situasi, membuat proyek perumahan terjangkau menjadi tidak layak secara finansial bagi pengembang. Tanpa intervensi, mereka terpaksa mengandalkan subsidi silang dari proyek komersial untuk menutupi kerugian.

    Ironisnya, praktik ini justru memicu kenaikan harga properti di segmen pasar bebas, bertolak belakang dengan upaya pemerintah menyediakan hunian terjangkau. Akibatnya, kebijakan yang seharusnya membantu masyarakat berpenghasilan rendah malah menciptakan ketimpangan baru.

    Solusi berkelanjutan diperlukan untuk memutus lingkaran setan ini, seperti insentif fiskal atau alokasi lahan khusus dari pemerintah. Tanpa langkah konkret, target penyediaan perumahan terjangkau akan sulit tercapai.

  • Kemampuan untuk berjalan kaki adalah suatu kebutuhan

    Article featured image

    Memilih lokasi tempat tinggal ideal membutuhkan pertimbangan matang di berbagai aspek. Faktor keamanan menjadi syarat mutlak, sementara aksesibilitas terhadap fasilitas publik seperti sekolah dan rumah sakit meningkatkan kenyamanan hidup.

    Sayangnya, banyak kawasan permukiman yang dibangun tanpa mempertimbangkan kebutuhan pejalan kaki. Desain urban yang berfokus pada kendaraan bermotor sering menciptakan lingkungan kurang ramah bagi aktivitas jalan kaki.

    Selain infrastruktur, komposisi demografi warga sekitar juga memengaruhi kualitas hidup. Interaksi sosial yang harmonis dan karakter masyarakat dapat menentukan apakah suatu lingkungan cocok untuk keluarga atau profesional muda.

    Evaluasi menyeluruh terhadap berbagai aspek ini akan membantu menemukan lokasi yang tidak hanya aman, tetapi juga mendukung gaya hidup penghuninya. Perencanaan matang sejak awal dapat menghindari masalah di kemudian hari.

  • Sektor perumahan akan tetap tangguh

    Article featured image

    Pasar properti di Malaysia terus menunjukkan ketahanan yang mengesankan, dengan para pelaku industri optimis terhadap prospek pertumbuhan di tengah tantangan ekonomi global. Sub-sektor perumahan tetap menjadi andalan, didukung oleh permintaan yang stabil dan berbagai inisiatif pemerintah untuk meningkatkan aksesibilitas kepemilikan rumah.

    Sime Darby Property Bhd, melalui CEO-nya Datuk Seri Azmir Merican, menegaskan posisi kuat perusahaan dalam menghadapi dinamika pasar. Kawasan kota yang dirancang dengan konsep berkelanjutan dan konektivitas tinggi semakin diminati konsumen, sementara permintaan untuk pusat data dan fasilitas logistik juga tumbuh pesat. Hal ini didorong oleh perkembangan teknologi seperti komputasi awan dan kecerdasan buatan, serta perubahan pola rantai pasokan global.

    Di sisi lain, UEM Sunrise Bhd fokus pada penguatan keuangan dan optimalisasi lahan, terutama di wilayah selatan yang diuntungkan oleh Zona Ekonomi Khusus Johor-Singapura (JS-SEZ). CFO Hafizuddin Sulaiman menyoroti potensi monetisasi lahan dan peluang dari relokasi industri. Meski ketegangan perdagangan global berisiko memengaruhi margin, perusahaan melihat peluang dalam diversifikasi rantai pasokan dan ekspansi ke pasar seperti Australia.

    Lagenda Properties Bhd dan Tambun Indah Land Bhd juga mencatat optimisme hati-hati. Dengan dukungan program pemerintah seperti pinjaman perumahan RM10 miliar, Lagenda memperluas ke Sabah dan Sarawak, sementara Tambun Indah siap menghadapi tantangan kenaikan biaya konstruksi. Keduanya berkomitmen menjaga stabilitas keuangan dan memenuhi permintaan perumahan terjangkau, menandakan ketahanan sektor properti Malaysia di tengah ketidakpastian global.

  • Prospek pendapatan yang stabil untuk Pavilion

    Article featured image

    Pavilion Real Estate Investment Trust (PavIREIT) menunjukkan tren positif di awal 2025 dengan peningkatan kinerja keuangan yang signifikan. Laporan kuartal pertama mengungkapkan kenaikan laba bersih menjadi RM90,42 juta dari sebelumnya RM83,17 juta, disertai pertumbuhan pendapatan menjadi RM228,18 juta dibanding periode sama tahun lalu.

    Analis dari MIDF Research dan Kenanga Research sepakat bahwa hasil ini memenuhi proyeksi pasar. MIDF mempertahankan outlook positif hingga 2027, menggarisbawahi kontribusi stabil dari Pavilion KL Mall dan perkembangan pesat Pavilion Bukit Jalil. Sementara itu, Da Men Mall diprediksi mencapai break-even point setelah kerjasama strategis dengan Easyhome International.

    Kenanga Research menilai aset utama grup, Pavilion KL, akan tetap menjadi penyumbang pendapatan utama. Akuisisi dua hotel bintang lima dinilai sebagai langkah diversifikasi yang bijak, meski dampak penuhnya mungkin sedikit terpengaruh oleh rencana private placement. Untuk Pavilion Bukit Jalil, proyeksi hunian 95% dalam setahun didukung traffic pengunjung yang konsisten.

    Manajemen Pavilion-REIT menyatakan komitmen untuk terus meningkatkan efisiensi operasional melalui pengoptimalan biaya. Strategi pemasaran akan difokuskan pada event khusus dan kolaborasi merek untuk memperkuat daya tarik retail. Langkah-langkah ini diharapkan dapat mempertahankan momentum pertumbuhan di tengah dinamika pasar properti komersial yang kompetitif.

  • Ketidaksesuaian perumahan terjangkau terus berlanjut

    Article featured image

    Vietnam menghadapi tantangan besar dalam memenuhi kebutuhan perumahan terjangkau bagi warganya. Meski pemerintah telah meluncurkan program kredit senilai 145 triliun dong melalui berbagai bank, realisasi pencairan dana masih sangat rendah, tidak mencapai 2% dari total alokasi. Para analis menilai masalah utama bukan pada kurangnya dana, melainkan pada kompleksitas birokrasi dan ketidakcocokan antara kebutuhan jangka panjang proyek perumahan dengan sumber dana perbankan yang bersifat jangka pendek.

    Ekonom Can Van Luc dari BIDV menjelaskan bahwa meski bank menawarkan suku bunga lebih rendah 1,5-2% dibanding pasar, masa pinjaman yang pendek (3-5 tahun) menjadi kendala signifikan. Gubernur Bank Sentral Vietnam Nguyen Thi Hong menekankan perlunya instrumen pembiayaan alternatif di luar sistem perbankan konvensional, mengingat karakteristik khusus pembiayaan perumahan sosial yang membutuhkan jangka waktu lebih panjang. Solusi potensial termasuk pembentukan dana perumahan nasional yang didukung anggaran negara dan sumber pendanaan inovatif lainnya.

    Di sisi pasokan, pemerintah daerah telah menyiapkan lebih dari 9.700 hektar lahan untuk pengembangan perumahan sosial. Wakil Menteri Konstruksi Nguyen Van Sinh mengungkapkan bahwa sebagian besar lokasi berada di area strategis dekat pusat kota dan kawasan industri. Namun, terdapat kekhawatiran tentang praktik beberapa pengembang yang berusaha mengganti kewajiban penyediaan lahan untuk perumahan sosial dengan pembayaran tunai, yang berpotensi mengurangi stok lahan tersedia.

    Para ahli merekomendasikan Vietnam untuk belajar dari model sukses di Singapura, Korea Selatan, dan China yang menggabungkan berbagai sumber pendanaan termasuk tabungan masyarakat, obligasi pemerintah, dan kontribusi sektor swasta. Prioritas harus diberikan pada kelompok berpenghasilan rendah dan generasi muda di bawah 35 tahun dengan pekerjaan stabil. Pendekatan terpadu yang melibatkan penyederhanaan regulasi, insentif fiskal, dan mekanisme pembiayaan inovatif dinilai penting untuk mengatasi kesenjangan perumahan terjangkau di Vietnam.