2025 © New Straits Times, New Straits Times Press (M) Bhd (No. Pendaftaran Syarikat 196101000449 / 4485 H). Sebahagian daripada Kumpulan Media Prima.
Author: editor
-
Harga rumah Selandia Baru sedikit menurun pada Mei seiring pasar yang tetap lesu.
Di tengah perkembangan industri media yang dinamis, New Straits Times terus menjadi salah satu penerbit terkemuka di Malaysia. Surat kabar ini merupakan bagian penting dari Media Prima Group, konglomerasi media terbesar di negara tersebut.
Dengan nomor pendaftaran resmi 196101000449/4485 H, perusahaan ini telah lama menjadi sumber informasi tepercaya bagi masyarakat. Keberadaannya sejak tahun 1965 menunjukkan komitmen panjang dalam menyajikan berita berkualitas.
Sebagai anggota Media Prima Group, New Straits Times mendapat dukungan dari jaringan media terintegrasi. Hal ini memungkinkan penyampaian konten yang lebih komprehensif melalui berbagai platform.
Di era digital ini, penerbit terus berinovasi untuk mempertahankan relevansinya. Dengan warisan jurnalistik yang kuat, mereka tetap menjadi pilar penting dalam lanskap media Malaysia.
-
Teluk yang padat, perdagangan terhambat: Bisnis JB menderita akibat Singapura
Pusat perbelanjaan dan kawasan komersial di Johor Baru menghadapi tantangan serius akibat kelangkaan tempat parkir yang dipicu arus pekerja lintas batas ke Singapura. Fenomena ini mengganggu aktivitas bisnis lokal karena pelanggan kesulitan mendapatkan tempat parkir, sementara kendaraan pekerja sering memenuhi area parkir umum sepanjang hari.
Pemerintah setempat telah membentuk satuan tugas khusus untuk menangani masalah ini, melibatkan dua dewan kota yakni Johor Baru dan Iskandar Puteri. Beberapa solusi yang sedang dipertimbangkan termasuk pembatasan waktu parkir, penambahan fasilitas parkir baru, serta kerja sama dengan penyedia layanan transportasi umum untuk mengurangi kepadatan.
Dampak masalah parkir ini terasa khususnya di kawasan strategis seperti Skudai dan sekitar Galleria Kotaraya, di mana 80% tempat parkir didominasi kendaraan pekerja Singapura. Beberapa pelaku usaha terpaksa menggunakan kendaraan pribadi mereka untuk “mengamankan” tempat parkir demi kelangsungan bisnis, menciptakan lingkaran masalah baru.
Para ahli mengidentifikasi beberapa faktor penyebab, termasuk perencanaan tata kota yang kurang matang, infrastruktur transportasi yang belum optimal, dan tarif parkir yang relatif murah. Solusi jangka panjang sedang dipersiapkan, termasuk pengembangan kawasan transit Bukit Chagar dengan kapasitas parkir besar dan proyek kereta api ringan yang diharapkan dapat mengurangi ketergantungan pada kendaraan pribadi.
-
Mah Sing masuk dalam Daftar Fortune 500 Asia Tenggara
KUALA LUMPUR: Prestasi Mah Sing Group Bhd (Mah Sing) kembali mencuri perhatian dengan masuknya dalam daftar bergengsi Fortune Southeast Asia 500 untuk tahun kedua secara berturut-turut. Pencapaian ini tidak hanya meneguhkan reputasinya sebagai salah satu pengembang properti terkemuka di Malaysia, tetapi juga membuktikan ketangguhannya dalam menghadapi dinamika pasar yang terus berubah.
Dengan pendapatan mencapai RM2,52 miliar pada tahun fiskal 2024, Mah Sing menunjukkan konsistensi dalam kinerja bisnisnya. Kesuksesan ini didukung oleh strategi penawaran produk yang tepat sasaran, terutama melalui seri M yang terjangkau namun berkualitas. Dalam lima bulan pertama 2025, grup ini berhasil mencatatkan penjualan properti baru senilai RM1,01 miliar, melampaui pencapaian periode yang sama tahun sebelumnya.
Tan Sri Leong Hoy Kum, Pendiri dan Direktur Grup Managing Mah Sing, menyatakan kebanggaannya atas pencapaian ini. “Pengakuan dari Fortune Southeast Asia 500 adalah bukti kerja keras tim kami dan kepercayaan pelanggan terhadap merek kami,” ujarnya. Sebagai perusahaan yang telah berdiri selama lebih dari tiga dekade, Mah Sing terus berkomitmen untuk memberikan nilai tambah bagi pembeli rumah di Malaysia sekaligus mendukung pertumbuhan ekonomi negara.
Untuk memperkuat posisinya di pasar, Mah Sing telah menyiapkan serangkaian proyek baru senilai lebih dari RM3,3 miliar pada tahun 2025. Beberapa proyek unggulan termasuk M Legasi di Semenyih, Residensi Suria Madani di Taman Desa, serta pengembangan berbasis transit seperti M Aurora di Old Klang Road. Di Johor, grup ini akan meluncurkan M Grand Minori, sebuah proyek premium yang strategis dekat dengan Johor-Singapore RTS Link.
-
The Lincoln Suites di London yang dimiliki Malaysia mempertahankan gelar 10% Hotel Terbaik di Dunia.
Di tengah persaingan ketat industri perhotelan global, The Lincoln Suites milik Eastern & Oriental Bhd (E&O) kembali mencatat prestasi gemilang dengan meraih Tripadvisor Travellers’ Choice Award untuk tahun ketiga berturut-turut. Pencapaian ini menegaskan posisi properti bersejarah di London tersebut sebagai salah satu dari 10% akomodasi terbaik dunia berdasarkan ulasan tamu internasional.
Keberhasilan ini tidak lepas dari pendekatan unik E&O yang memadukan kemewahan kontemporer dengan warisan budaya Malaysia. The Lincoln Suites, yang menempati bangunan Edwardian yang dipugar di kawasan Midtown London, menawarkan konsep akomodasi modern berbentuk suite mandiri dengan sentuhan pelayanan berbasis nilai-nilai ketimuran. Direktur Pelaksana O&O Kok Tuck Cheong menekankan bahwa penghargaan ini mencerminkan komitmen tim dalam menghadirkan pengalaman menginap yang memadukan desain intuitif dan karakter lokal.
Sebagai bagian dari strategi ekspansi global, E&O terus memperkuat positioning-nya di pasar properti premium. Grup yang berakar di Penang ini dikenal melalui proyek-proyek ikonik seperti Eastern & Oriental Hotel dan pengembangan Andaman Island seluas 760 hektar. Di Malaysia, portofolio mereka mencakup Conlay by E&O di Kuala Lumpur dan Avira di Johor Bahru, menunjukkan kemampuan adaptasi terhadap berbagai segmen pasar.
Penghargaan dari Tripadvisor ini menjadi bukti nyata kesuksesan E&O dalam mentransformasikan warisan 140 tahun menjadi standar hospitalitas internasional. Dengan fokus pada inovasi dan kebutuhan traveler modern, grup ini terus memperluas pengaruhnya sambil mempertahankan identitas unik sebagai pengembang properti gaya hidup berbasis nilai-nilai Malaysia.
-
Avaland memulai pembangunan trotoar
Subang Jaya kini menyaksikan babak baru dalam pengembangan urban dengan dimulainya pembangunan infrastruktur penghubung di proyek Avenue25 oleh Avaland. Upacara peletakan batu pertama menandai langkah konkret pembuatan jalur pedestrian tertutup sepanjang 300 meter dan jembatan yang akan menyambungkan kawasan ini dengan Stasiun LRT USJ21, memperkuat konsep kawasan terpadu yang mengutamakan konektivitas dan keberlanjutan.
Proyek seluas 13 hektar ini dirancang sebagai kawasan mixed-use yang menggabungkan unsur alam dengan fasilitas urban modern. Kehadiran jembatan penghubung tidak hanya memudahkan akses transportasi publik, tetapi juga mendorong gaya hidup ramah lingkungan dengan fitur seperti stasiun pengisian kendaraan listrik dan lebih dari 1.000 pohon asli. Avaland menargetkan sertifikasi GreenRE Gold untuk seluruh fase pengembangan, menegaskan komitmennya terhadap pembangunan berkelanjutan.
Dalam sambutannya, Chief Operating Officer Avaland, Aw Sei Cheh, menekankan bahwa Avenue25 dirancang sebagai komunitas multigenerasi yang tangguh. Proyek ini tidak hanya menyediakan hunian berkualitas, tetapi juga ruang ritel dan rekreasi seperti Green Oasis Retail Village seluas 100.000 kaki persegi. Fase kedua pengembangan, Tower B, telah diluncurkan menyusul kesuksesan penjualan fase pertama Alora Residences yang mencapai 70% terjual pada 2023.
Dukungan pemerintah setempat turut menguatkan proyek ini, seperti disampaikan Anggota Dewan Kinrara Ng Sze Han. Ia menyoroti keselarasan Avenue25 dengan Rancangan Selangor Pertama (RS-1) yang berfokus pada mobilitas cerdas dan pertumbuhan berkelanjutan. Keberhasilan Avaland juga tercermin dari kinerja finansialnya, dengan laba bersih tertinggi sepanjang sejarah perusahaan pada 2024 dan peningkatan penjualan properti sebesar 53%.
-
Berjaya Land mengumumkan proyek Greenland
KUALA LUMPUR: Greenland menjadi sorotan baru dalam peta ekspansi Berjaya Land Bhd, dengan rencana ambisius untuk mengembangkan hunian modular di wilayah Arktik tersebut. Langkah strategis ini diwujudkan melalui anak usahanya, Berjaya Greenland Invest A/S, yang telah mengamankan lahan di Nuuk untuk menjawab tantangan krisis perumahan di ibu kota Greenland.
Kolaborasi dengan Munisipalitas Nuuk mengungkap kebutuhan mendesak akan solusi hunian yang mampu beradaptasi dengan iklim ekstrem sekaligus mendukung pertumbuhan kota. Pendekatan konstruksi modular dipilih sebagai solusi cerdas, menggabungkan kecepatan pembangunan, efisiensi biaya, dan keberlanjutan lingkungan. Syed Ali Shahul Hameed, CEO Grup Berjaya Land, menekankan bahwa proyek ini bukan sekadar pembangunan fisik, melainkan investasi jangka panjang untuk menciptakan komunitas yang tangguh.
Kemitraan dengan SIBS Sdn Bhd menjadi kunci sukses proyek ini, memanfaatkan keahlian perusahaan asal Swedia tersebut dalam sistem perumahan modular. Teknologi ini menawarkan berbagai keunggulan, mulai dari kontrol kualitas terpadu hingga desain yang ramah iklim Arktik. Selain hunian residensial, Berjaya Land juga berencana mengembangkan fasilitas pariwisata seperti hotel, menyambut peluang dari pembukaan bandara internasional Nuuk pada 2024.
Proyek ini tidak hanya memberikan solusi perumahan, tetapi juga mendorong pertumbuhan ekonomi lokal melalui penciptaan lapangan kerja dan peningkatan kapasitas kontraktor Greenland. Dengan fokus pada keberlanjutan dan penghormatan terhadap budaya setempat, inisiatif ini menjadi contoh nyata bagaimana pengembangan properti dapat berjalan seiring dengan tanggung jawab sosial dan lingkungan.
-
Keberlanjutan adalah gaya hidup baru dan IGBC 2025 memimpin perubahan.
Pembangunan berkelanjutan kini menjadi agenda utama di Malaysia, terutama dalam menghadapi tantangan perubahan iklim dan urbanisasi yang pesat. International Green Build Conference (IGBC) 2025 siap menjadi wadah strategis bagi para pemangku kepentingan untuk berkolaborasi menciptakan solusi inovatif di bidang konstruksi hijau dan perencanaan kota. Acara yang akan digelar pada 19 Agustus 2025 di One World Hotel, Petaling Jaya ini mengusung tema Adaptasi Melalui Inovasi Berkelanjutan, menandai komitmen Malaysia dalam memimpin isu keberlanjutan di kawasan ASEAN.
Konferensi ini tidak hanya menjadi ajang pertemuan para ahli, tetapi juga platform untuk merumuskan kebijakan nasional berbasis ESG (lingkungan, sosial, dan tata kelola). FD Iskandar, Ketua GreenRE, menekankan bahwa IGBC 2025 akan menghadirkan solusi konkret untuk adaptasi iklim dan integrasi teknologi hijau. Dukungan dari berbagai pihak, termasuk pemerintah melalui kehadiran Wakil Perdana Menteri Datuk Seri Fadillah Yusof dan Menteri Perumahan Nga Kor Ming, memperkuat posisi acara ini sebagai agenda penting nasional.
Yang menarik, IGBC 2025 menghadirkan beberapa inovasi baru untuk memperluas dampaknya. Ruang pamer interaktif akan menampilkan teknologi hijau terkini, sementara kolaborasi dengan lebih dari 10 universitas lokal memungkinkan keterlibatan generasi muda dalam diskusi keberlanjutan. “Ini langkah strategis untuk menjembatani dunia akademis dan industri,” jelas FD Iskandar. Tur pascakonferensi ke berbagai landmark hijau seperti Merdeka 118 dan Kota Elmina akan memberikan pengalaman langsung kepada peserta tentang praktik terbaik pembangunan berkelanjutan.
Konteks regional turut memberi bobot penting pada acara ini, mengingat Malaysia akan memegang keketuaan ASEAN dan presidensi UN-Habitat. IGBC 2025 selaras dengan berbagai kerangka kerja penting seperti Peta Jalan Transisi Energi Nasional dan tujuan urbanisasi berkelanjutan ASEAN. Dengan menghadirkan pembicara kelas dunia dari Zaha Hadid Architects hingga Parlemen Inggris, konferensi ini diharapkan dapat menghasilkan terobosan kebijakan dan praktik konstruksi hijau yang lebih efektif.
-
SJCC East One: Menata ulang kehidupan urban di jantung Subang Jaya
Subang Jaya akan segera menyambut kehadiran SJCC East One, proyek terbaru dari Sime Darby Property yang menghadirkan konsep Transit-Oriented Development (TOD) dengan sentuhan gaya hidup modern. Berlokasi di jantung Subang Jaya City Centre (SJCC), proyek seluas 30 hektar ini tidak hanya menawarkan hunian berkualitas, tetapi juga akses mudah ke berbagai fasilitas perkotaan, termasuk kawasan komersial dan transportasi publik.
Salah satu daya tarik utama SJCC East One adalah keberadaan SJCC High Street, sebuah boulevard ritel yang dirancang sebagai pusat gaya hidup bagi penghuni dan masyarakat sekitar. Kawasan ini menampilkan lebih dari 50 gerai ritel pilihan, mulai dari kafe hingga merek lokal, yang dikelola langsung oleh Sime Darby Property. Dengan suasana hijau yang asri dan Piazza sebagai pusat kegiatan, area ini diproyeksikan menjadi destinasi favorit bagi warga Subang Jaya.
Konektivitas menjadi salah satu keunggulan proyek ini, dengan stasiun LRT dan KTM Subang Jaya hanya berjarak 130 meter melalui jalur pejalan kaki tertutup. Selain itu, pusat perbelanjaan seperti Subang Parade dan NU Empire Subang dapat diakses dengan berjalan kaki, memudahkan penghuni dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Keberadaan Subang Ria Park yang berjarak 450 meter juga menambah nilai plus, memberikan akses ke ruang hijau yang luas bagi aktivitas rekreasi dan olahraga.
Dari segi hunian, SJCC East One menawarkan dua menara apartemen servis dengan total 926 unit, mulai dari ukuran 682 hingga 1.435 kaki persegi. Fasilitas lengkap seperti kolam renang standar Olimpiade, gym, ruang co-working, dan ruang penyimpanan eksklusif menjadikannya pilihan menarik bagi kalangan profesional dan keluarga. Harga yang dimulai dari RM598.000 juga membuatnya terjangkau bagi pembeli pertama.
-
Sektor konstruksi dan properti memohon masa tenggang, tarif SST yang lebih rendah
Industri properti dan konstruksi Malaysia tengah menghadapi gejolak baru menyusul rencana penerapan Pajak Penjualan dan Jasa (PPJ) sebesar 6% pada jasa konstruksi mulai 1 Juli 2025. Kebijakan ini dinilai akan berdampak luas mulai dari kenaikan biaya proyek hingga gangguan terhadap kontrak yang sudah berjalan, menimbulkan kekhawatiran di kalangan pelaku usaha.
Asosiasi Pengembang Perumahan Malaysia (Rehda) dan Asosiasi Kontraktor Malaysia (MBAM) menyatakan kebijakan ini datang di waktu yang kurang tepat. “Industri sudah menanggung berbagai beban pajak tidak langsung. Penambahan PPJ hanya akan memperparah kondisi keuangan perusahaan,” ujar Datuk Ho Hon Sang dari Rehda. Kedua asosiasi meminta penundaan implementasi hingga 2026 agar pelaku usaha memiliki waktu mempersiapkan diri.
MBAM mengusulkan agar tarif PPJ diturunkan menjadi 4% dan hanya berlaku untuk kontrak baru setelah 1 Januari 2026. “Proyek konstruksi melibatkan nilai kontrak besar. Penerapan mendadak bisa mengganggu arus kas dan menghambat penyelesaian proyek infrastruktur nasional,” jelas Oliver HC Wee dari MBAM. Mereka juga meminta agar pajak hanya dikenakan pada komponen jasa, bukan material bangunan.
Meski pengembangan perumahan dikecualikan dari PPJ, dampak tidak langsung tetap dirasakan. Kenaikan biaya konstruksi di lahan komersial—seperti apartemen servis dan ruko—berpotensi mendorong harga properti perkotaan semakin tinggi. Rehda dan MBAM berharap pemerintah mempertimbangkan kelonggaran waktu implementasi, terutama bagi UKM yang belum siap secara administratif.