Author: editor

  • Eco World International akan memasuki pasar Malaysia, melepas merek ‘EcoWorld’

    Article featured image

    Dalam langkah strategis yang menandai babak baru, ECO World International Bhd (EWI) memutuskan untuk membuka diri ke pasar properti domestik Malaysia setelah bertahun fokus pada proyek luar negeri. Perubahan ini sekaligus mengakhiri pembatasan geografis berdasarkan perjanjian lama dengan Eco World Development Group Bhd (EcoWorld Malaysia), termasuk penggunaan merek ‘EcoWorld’ yang akan dihentikan.

    Pasar Inggris dan Australia yang sebelumnya menjadi tulang punggung bisnis EWI kini menghadapi tantangan serius, mulai dari biaya operasional tinggi hingga lambatnya realisasi pendapatan. Sebaliknya, Malaysia dinilai lebih menjanjikan dengan stabilitas pasar dan prospek pertumbuhan yang jelas, seperti diungkapkan CEO EWI Datuk Teow Leong Seng. Perusahaan bahkan berencana mengubah nama menjadi EWI Capital Bhd untuk memperjelas identitas barunya.

    Untuk mendukung ekspansi domestik, EWI akan mengoptimalkan aset luar negeri yang telah matang dalam 1,5–2 tahun ke depan, sekaligus memanfaatkan posisi kas yang kuat. Meski tetap mempertahankan operasi internasional, kolaborasi dengan EcoWorld Malaysia tidak tertutup kemungkinan, terutama dalam pengembangan proyek. Di sisi lain, EcoWorld Malaysia kini bebas menjelajahi peluang di luar negeri, termasuk Singapura, setelah sebelumnya terikat perjanjian eksklusif.

    Perubahan struktur kepemilikan turut menyertai langkah ini, dengan mundurnya Tan Sri Liew Kee Sin dan Datuk Heah Kok Boon dari dewan EWI untuk menghindari konflik kepentingan. EcoWorld Malaysia kini menganggap kepemilikan 29%-nya di EWI sebagai investasi pasif, sementara Paramount Corp Bhd tetap menjadi pemegang saham utama kedua dengan fokus pada pengembangan properti lokal.

  • BERNAMA

    Article featured image

    Industri properti Malaysia kembali menunjukkan dinamikanya melalui perluasan kategori dalam Anugerah PropertyGuru Asia Malaysia edisi ke-12. Acara bergengsi yang akan digelar pada 9 Oktober 2025 di The St Regis Kuala Lumpur ini menambahkan 23 kategori baru, menjadikan total penghargaan mencapai 132 kategori berbeda.

    Perhelatan tahun ini menghadirkan inovasi dengan sembilan kategori baru untuk pengembangan properti di wilayah Malaysia Tengah, Utara, dan Selatan, termasuk pengakuan untuk projek ultra-mewah hingga mid-end. Selain itu, tujuh kategori khusus diperkenalkan untuk projek perumahan seperti townhouse, mixed-use, hingga properti heritage, sementara dua kategori lainnya menyoroti projek komersial berbasis gaya hidup dan integrasi alam.

    Aspek desain juga mendapat perhatian lebih dengan enam kategori baru yang mengapresiasi keunggulan arsitektur, interior, dan lanskap. PropertyGuru menegaskan komitmennya terhadap pembangunan berkelanjutan dengan menghadirkan kembali Anugerah Pembangun ESG, yang tahun lalu sukses mendorong praktik ramah lingkungan di industri properti.

    Menurut Datuk Ezumi Harzani Ismail, Ketua Panel Penilai sekaligus Presiden Institut Arkitek Malaysia, kompetisi ini menjadi tolok ukur kemajuan sektor properti nasional. Proses penjurian yang melibatkan 14 pakar dari berbagai bidang akan dilakukan pada Juli 2025, dengan pemenang berkesempatan maju ke Grand Final Anugerah Hartanah Asia di Bangkok pada Desember 2025.

  • Mengembangkan sektor properti melalui tata kelola strata yang tepat dan praktik terbaik.

    Article featured image

    Industri properti strata di Malaysia terus berkembang pesat, dengan lebih dari 280 pelaku industri berkumpul dalam Simposium Strata Internasional yang digelar Rehda Institute di M World Hotel Petaling Jaya awal April lalu. Acara dua hari ini menjadi wadah penting bagi pemerintah, pengembang, dan profesional properti untuk berbagi wawasan tentang pengelolaan strata yang efektif serta praktik terbaik global.

    Datuk Jeffrey Ng Tiong Lip, Ketua Rehda Institute, menekankan betapa krusialnya pengembangan strata dalam ekosistem perkotaan modern. Fakta bahwa 85% dari 925.000 properti di Kuala Lumpur merupakan bagian dari skema strata menunjukkan dominasi model pengembangan ini. Tantangan utama yang dihadapi adalah tingginya keluhan pengelolaan strata yang mencapai 7.000-8.000 laporan tahunan, mendorong perlunya reformasi sistem melalui adopsi standar internasional.

    Simposium ini juga menjadi momentum peluncuran laporan penelitian tentang proyek properti terbengkalai hasil kolaborasi Rehda Institute dengan Universiti Malaya. Menteri Perumahan Nga Kor Ming secara resmi meluncurkan dokumen yang mengupas tuntas penyebab dan solusi untuk masalah properti mangkrak ini. Proses penyusunannya melibatkan berbagai pemangku kepentingan melalui serangkaian konsultasi dan lokakarya khusus.

    Aspek manajemen properti menjadi sorotan utama dalam diskusi panel. Pakar dari PropertyGuru Group Singapura mengungkapkan bahwa properti strata dengan pengelolaan baik bisa bernilai 20-30% lebih tinggi. Sementara itu, perwakilan Henry Butcher Malaysia mencatat meningkatnya kesadaran pengembang akan pentingnya perencanaan anggaran operasional dan modal sejak dini. Kesadaran serupa juga tumbuh di kalangan Badan Pengelola Bersama (JMB) mengenai pemeliharaan area umum.

  • Komitmen seumur hidup untuk keunggulan di bidang properti.

    Article featured image

    Di tengah hiruk-pikuk industri properti Malaysia, sosok Tan Sri Eddy Chen muncul sebagai figur yang tak kenal lelah. Dengan pengalaman lebih dari empat dekade, pria berusia 72 tahun ini masih aktif berkontribusi, jauh dari bayangan masa pensiun. Managing Director Grup MKH Bhd ini dikenal dengan gaya sederhananya, sering terlihat dengan kemeja putih lengan tergulung yang menjadi ciri khasnya.

    Karir Chen di industri properti dimulai setelah menyelesaikan pendidikan bisnis di Monash University, Australia. Kembali ke Malaysia pada 1982, ia bergabung dengan bisnis keluarga yang awalnya berfokus pada perkebunan sebelum beralih ke pengembangan properti. “Orang tua saya adalah pengusaha sejati yang membuka jalan bagi saya dan saudara saya, Tan Sri Alex Chen,” kenangnya. Proyek revitalisasi kota tua Kajang menjadi batu loncatan penting bagi MKH di bawah kepemimpinannya.

    Kiprah Chen di industri properti melampaui perusahaan sendiri. Ia memegang berbagai posisi penting di asosiasi industri, termasuk sebagai Presiden Rehda Malaysia (1998-2002) dan Ketua PR1MA Corp Malaysia (2018-2020). Kontribusinya juga mencakup peran penasihat di berbagai lembaga pendidikan dan pemerintah, membantu merumuskan kebijakan sektor properti. Dedikasinya diakui melalui berbagai penghargaan bergengsi, termasuk Rehda Personality Award dan Outstanding Property CEO Award.

    Salah satu pencapaian terbesar Chen adalah transformasi Kajang menjadi pusat perkotaan modern. “Pada 1980-an, kami melihat potensi besar di Kajang yang saat itu menjadi pusat bisnis semarak,” jelasnya. Bersama pemerintah daerah, Chen memimpin upaya revitalisasi yang berhasil mempertahankan pusat administrasi di Kajang. Proyek ini tidak hanya memperkuat posisi MKH, tetapi juga membuka jalan bagi ekspansi perusahaan ke wilayah lain.

  • Prospek pasar properti tahun 2025 untuk Hong Kong, Australia, dan Malaysia

    Article featured image

    Pasar properti Asia Pasifik menunjukkan dinamika menarik menuju 2025, dengan tren berbeda di berbagai negara. Para ahli memproyeksikan pemulihan di Hong Kong, perlambatan di Australia, dan pertumbuhan stabil di Malaysia, masing-masing dengan faktor pendorong unik.

    Di Hong Kong, laporan CBRE mengungkapkan prospek positif dengan volume transaksi diperkirakan mencapai 60.000 unit. Eddie Kwok menjelaskan pasar primer akan tumbuh dengan harga stabil, sementara pasar sekunder mulai bangkit dari titik terendah. Optimisme ini didukung oleh stabilitas ekonomi dan kebijakan pemerintah yang mendukung.

    Australia justru menghadapi perlambatan setelah 22 bulan pertumbuhan berkelanjutan. John McGrath mencatat penurunan 0.1% nilai median nasional sebagai tanda perubahan tren. Meski demikian, pemotongan suku bunga di masa depan diharapkan bisa memulihkan kepercayaan pasar, meski dampak signifikan baru terasa setelah penurunan 1-2%.

    Malaysia menjadi sorotan dengan performa kuat sepanjang 2024 yang diperkirakan berlanjut. Kombinasi stabilitas ekonomi, peningkatan FDI, dan proyek infrastruktur besar menjadi katalis pertumbuhan. Para konsultan setuju kenaikan upah minimum dan penurunan pengangguran akan memperkuat daya beli masyarakat.

  • GuocoLand pertimbangkan masuk ke pengembangan kawasan industri; laba kuartal ketiga turun karena pajak lebih tinggi

    Article featured image

    Hong Leong Group melalui anak usahanya, KUALA LUMPUR Bhd, tengah mengevaluasi strategi pengelolaan lahan untuk meningkatkan nilai aset propertinya. Langkah ini termasuk mempertimbangkan pengembangan kawasan industri sebagai bagian dari rencana ekspansi jangka panjang, sebagaimana diungkapkan dalam laporan kinerja kuartal ketiga yang dirilis ke bursa.

    Pada periode yang berakhir 31 Maret 2025, perusahaan mencatat penurunan laba bersih sebesar 38,8% menjadi RM1,8 juta, terutama akibat kenaikan beban pajak menjadi RM2,12 juta. Penyusutan pendapatan juga terjadi, turun ke RM88,43 juta dari sebelumnya RM88,97 juta, dipicu oleh kinerja yang melemah di divisi perhotelan dan investasi properti, meskipun divisi pengembangan properti menunjukkan perbaikan.

    Secara kumulatif selama sembilan bulan pertama tahun fiskal 2025, laba bersih menyusut 7,93% menjadi RM11,98 juta, sementara pendapatan turun 13,3% ke RM284,29 juta. Penurunan ini terutama disebabkan oleh penyelesaian fase pertama proyek Emerald 9 di tahun sebelumnya, meskipun divisi perhotelan dan investasi properti berhasil mencatat peningkatan pendapatan sewa serta efisiensi operasional.

    Menghadapi kondisi pasar yang dinamis, GuocoLand menyatakan akan tetap berpegang pada strategi berbasis disiplin keuangan dan penyelesaian proyek tepat waktu. Perusahaan juga akan mempertimbangkan peluncuran proyek baru sesuai dengan tren permintaan pasar, sambil terus mengoptimalkan portofolio properti yang telah selesai dibangun untuk mempertahankan pertumbuhan yang berkelanjutan.

  • Pemerintah pertimbangkan undang-undang baru untuk bantu pembeli proyek komersial yang terbengkalai

    Article featured image

    Pemerintah Malaysia tengah menyiapkan sejumlah regulasi baru untuk memperkuat industri properti sekaligus melindungi hak konsumen. Langkah ini diambil menyusul maraknya proyek komersial terbengkalai dan berbagai masalah manajemen properti yang kerap merugikan pembeli.

    Menteri Perumahan dan Pemerintah Daerah Nga Kor Ming mengungkapkan bahwa Undang-Undang Pengembangan Properti Nyata (RPDA) sedang dalam tahap kajian. Regulasi ini dirancang untuk mengisi celah hukum yang selama ini tidak mencakup properti komersial seperti ritel, SOFO, dan SOVO—jenis properti yang semakin populer di era modern.

    Salah satu poin penting dalam RPDA adalah pengenalan mekanisme Opsi untuk Membeli (OTP), yang memungkinkan pembeli membatalkan perjanjian jual beli jika proyek tidak sesuai ekspektasi. Selain itu, pemerintah juga merancang Undang-Undang Manajer Bangunan guna mengatasi masalah pengelolaan properti yang buruk, yang selama ini berdampak pada penurunan nilai aset.

    Hingga Maret 2025, pemerintah telah berhasil menghidupkan kembali 1.044 proyek perumahan swasta yang bermasalah, dengan nilai total mencapai RM100,1 miliar. Namun, tantangan masih besar, mengingat hanya 594 perusahaan berlisensi yang menangani lebih dari 26.000 skema strata di seluruh negeri.

  • PropertiGuru Asia Awards Malaysia ke-11 bekerja sama dengan iProperty mengumumkan perusahaan-perusahaan yang akan dihormati dalam acara gala di Kuala Lumpur.

    Article featured image

    Industri properti Malaysia kembali mencatat momen penting dengan diumumkannya finalis penghargaan bergengsi yang akan memperebutkan berbagai kategori prestisius. PropertyGuru Asia Awards Malaysia ke-11 siap menggelar penganugerahan bagi para pelaku industri terbaik di The St. Regis Kuala Lumpur pada 25 Oktober 2024, menandai kompetisi ketat di antara pengembang dan profesional properti ternama.

    Acara yang didukung oleh PropertyGuru.com.my dan iProperty.com.my ini menampilkan 58 kategori berbeda, mencakup aspek pengembangan, desain inovatif, hingga praktik berkelanjutan. Khusus tahun ini, People’s Choice Awards kembali hadir untuk memberikan kesempatan bagi masyarakat memilih perusahaan favorit mereka, menunjukkan semakin pentingnya suara konsumen dalam industri properti.

    Daftar peserta yang berkompetisi mencerminkan keragaman pelaku pasar properti Malaysia, mulai dari AME Development, Mah Sing Group, hingga Sime Darby Property. Sorotan khusus juga diberikan kepada Dato’ Tengku Ab. Aziz Tengku Mahmud yang akan menerima penghargaan Malaysia Real Estate Personality of the Year atas kontribusinya di sektor ini.

    Proses seleksi yang ketat diawasi oleh panel juri independen beranggotakan pakar terkemuka seperti Datuk Ar. Ezumi Harzani Ismail dan Ho Chin Soon. HLB Ler Lum Chew – HLB Malaysia sebagai pengawas resmi memastikan transparansi dan keadilan dalam seluruh tahapan kompetisi, termasuk verifikasi hasil pemungutan suara publik untuk People’s Choice Awards.

  • Menimbang kerangka pembaruan perkotaan Malaysia

    Article featured image

    Pembaruan hukum di sektor properti Malaysia sedang menjadi sorotan dengan rencana penerbitan Rancangan Undang-Undang Pembaruan Perkotaan (URA). Inisiatif ini dinilai mampu menjawab tantangan revitalisasi kawasan kota sekaligus menyeimbangkan kepentingan berbagai pihak dengan prinsip ESG (environmental, social, and governance).

    David Teoh, arsitek ternama sekaligus bendahara Pertubuhan Akitek Malaysia (PAM), menyatakan bahwa transformasi perkotaan merupakan kunci pembangunan berkelanjutan. Menurutnya, kota harus terus beradaptasi dengan dinamika masyarakat modern melalui perencanaan kolaboratif. PAM sendiri telah aktif memberikan masukan konstruktif terhadap draf RUU ini selama setahun terakhir.

    Salah satu poin krusial dalam URA adalah penyederhanaan mekanisme pembangunan kembali kawasan kumuh. Sistem saat ini yang mensyaratkan persetujuan 100% pemilik dinilai tidak realistis dan menghambat revitalisasi. RUU baru mengusulkan tiga kategori intervensi: pembangunan ulang total, renovasi struktural, serta revitalisasi ruang publik dengan penekanan pada aspek ekologis.

    Untuk menjamin transparansi, RUU ini memperkenalkan mekanisme pengawasan ketat termasuk pra-kualifikasi pengembang dan pembentukan komite mediasi pemerintah. Ambang persetujuan pemilik juga diturunkan secara proporsional berdasarkan usia dan kondisi bangunan, mulai dari 51% untuk properti rusak hingga 80% untuk bangunan relatif baru. Langkah ini diharapkan dapat mempercepat pembaruan perkotaan tanpa mengabaikan hak pemilik properti.

  • PropertyGuru Asia Awards Malaysia Bermitra dengan iProperty Kembali dengan 23 Kategori Baru pada 2025

    Article featured image

    Industri properti Malaysia kembali menyambut ajang bergengsi PropertyGuru Asia Awards Malaysia yang memasuki tahun ke-12 penyelenggaraannya pada 2025. Kolaborasi antara PropertyGuru dan iProperty kali ini menghadirkan lebih banyak kategori penghargaan untuk mengapresiasi inovasi dalam pengembangan properti di seluruh negeri.

    Tahun ini mencatat perluasan signifikan dengan total 132 kategori penghargaan, termasuk sembilan kategori baru untuk pengembangan landed dan high-rise di wilayah Tengah, Utara, dan Selatan Malaysia. Selain itu, tujuh kategori khusus perumahan dan dua kategori komersial turut diperkenalkan, disertai enam penghargaan desain yang menekankan keunggulan arsitektur dan interior. Perluasan ini melanjutkan kesuksesan ESG Developer Awards tahun sebelumnya, memperkuat komitmen terhadap pembangunan berkelanjutan.

    Datuk Ar. Ezumi Harzani Ismail, ketua panel juri dan mantan Presiden Institut Arkitek Malaysia, menekankan pentingnya penghargaan ini dalam mendorong standar industri yang lebih tinggi. “Pemenang tahun lalu mencerminkan transformasi positif di sektor properti, sekaligus mendorong persaingan sehat dan inovasi kolaboratif,” ujarnya. Proses penjurian akan melibatkan 14 ahli dari berbagai bidang, termasuk arsitek, perencana kota, dan konsultan ESG, dengan pengawasan ketat dari HLB Ler Lum Chew – HLB Malaysia untuk memastikan transparansi.

    Masyarakat juga berkesempatan berpartisipasi melalui People’s Choice Awards pada Juni 2025, memilih pengembang favorit berdasarkan reputasi dan kualitas proyek. Acara puncak akan digelar di Kuala Lumpur pada 9 Oktober 2025, sebelum grand final regional di Bangkok pada Desember mendatang. Dengan rangkaian penghargaan yang lebih beragam, ajang ini diharapkan menjadi katalis bagi kemajuan industri properti Malaysia ke depan.