Pasar properti Jepang semakin menarik minat investor global, terutama dari Hong Kong dan China daratan, yang mencari alternatif investasi di tengah ketidakpastian ekonomi. Data terbaru menunjukkan aliran modal asing ke sektor real estat Jepang mencapai US$11,2 miliar pada kuartal pertama tahun ini, dengan kontribusi signifikan dari Amerika Serikat, Singapura, dan Hong Kong.
Sektor residensial menjadi primadona, dengan nilai transaksi melonjak 16% dibandingkan tahun sebelumnya. Investor China daratan sendiri menggelontorkan US$1 miliar, lebih dari dua kali lipat rata-rata lima tahun terakhir. Fenomena ini dipicu oleh melemahnya pasar properti China yang telah mengalami penurunan harga selama 24 bulan berturut-turut.
Menurut analis Colliers, stabilitas pasar Jepang dan Australia menjadi daya tarik utama bagi investor yang sebelumnya berfokus pada China. “Pasar multifamily di Jepang menawarkan likuiditas dan kedalaman yang sulit ditemukan di kawasan Asia-Pasifik,” jelas Masahiro Tanikawa, pakar investasi Colliers Jepang.
Melemahnya yen turut memperkuat daya tarik investasi, dengan depresiasi mencapai 9% dalam setahun terakhir. Meski inflasi sempat menyentuh 4% pada Januari, kondisi ini justru menciptakan peluang bagi investor asing untuk memperoleh aset dengan nilai lebih kompetitif.