Sektor properti Malaysia menunjukkan ketahanan yang mengesankan di tengah dinamika ekonomi global, dengan pertumbuhan stabil yang didorong oleh permintaan konsumen dan inisiatif pemerintah. Data terbaru mengungkapkan harga rata-rata rumah mencapai RM475.126, naik 0,4 persen dibandingkan tahun sebelumnya, sementara volume transaksi residensial mendominasi pasar dengan kontribusi 63 persen dari total aktivitas properti.
Pengembang properti tampaknya semakin optimis, tercermin dari lonjakan 50 persen proyek perumahan baru yang dimulai pada kuartal ketiga 2024. Kashif Ansari dari Juwai IQI menekankan bahwa keseimbangan antara pasokan dan permintaan terjaga, dengan hampir 24.000 unit rumah diserahkan dalam periode yang sama. “Stabilitas suku bunga dan harga yang terkendali menciptakan lingkungan yang kondusif bagi pembeli,” ujarnya, memproyeksikan tren positif akan berlanjut hingga akhir tahun.
Peningkatan kinerja pasar didukung oleh pertumbuhan transaksi di semua segmen, termasuk properti komersial dan industri. Abdul Razak Yusak dari JPPH menyoroti penurunan unit overhang menjadi 21.968, menandakan penyerapan pasar yang lebih baik. Proyek infrastruktur strategis seperti RTS Johor dan ECRL diharapkan menjadi katalis tambahan, memperkuat daya tarik investasi properti di berbagai wilayah.
Pemerintah terus mendorong aksesibilitas perumahan melalui program seperti Skim Jaminan Kredit Perumahan dan Kempen Pemilikan Rumah 2.0, yang berfokus pada generasi muda dan kelompok berpenghasilan menengah ke bawah. Menteri Nga Kor Ming mengungkapkan 76,9 persen unit SPNB telah dibeli oleh pemuda, mencerminkan keberhasilan kebijakan inklusif ini. Namun, tantangan seperti kenaikan biaya material dan pembiayaan tetap menjadi hambatan bagi pengembang dalam mempertahankan harga terjangkau.