KUALA LUMPUR mungkin akan mengalami transformasi signifikan dalam industri properti menjelang 2025, dengan UEM Sunrise sebagai salah satu pemain kunci. Pengembang ini diuntungkan oleh lokasi strategisnya di Iskandar Puteri, ditambah rencana peluncuran galeri pameran baru dan pembaruan masterplan Gerbang Nusajaya. Maybank Investment Bank (Maybank IB) menyoroti potensi ini dalam laporan terbarunya, meski tetap mempertahankan rekomendasi “tahan” untuk saham UEM Sunrise dengan target harga RM1,05.
Faktor utama yang mendorong optimisme adalah Zona Keuangan Khusus Johor-Singapura (JS-SEZ), yang diharapkan resmi ditandatangani pada Januari 2025 setelah beberapa kali penundaan. UEM Sunrise, sebagai pemilik lahan terbesar di Iskandar Malaysia dengan 4.783 hektar aset bernilai RM61 miliar, berada di posisi ideal untuk memanfaatkan insentif ini. Kawasan ini semakin menarik bagi investor karena kedekatannya dengan Singapura dan infrastruktur yang terus berkembang.
Meski demikian, aktivitas properti di Gerbang Nusajaya masih terbatas sejauh ini, meskipun revisi masterplan lebih berfokus pada sektor industri. Maybank IB memperkirakan akselerasi proyek mungkin baru terlihat pada 2025. Sementara itu, pasar Iskandar Malaysia secara keseluruhan menunjukkan tren positif, dengan pengembang seperti Tropicana Corp Bhd dan Crescendo Corp Bhd aktif memanfaatkan permintaan untuk lahan pusat data.
Maybank IB mengingatkan bahwa sebagian besar potensi JS-SEZ sudah tercermin dalam valuasi saat ini setelah menjadi sorotan sejak pertengahan 2023. Lembaga ini lebih merekomendasikan S P Setia Bhd dan Sime Darby Property Bhd sebagai pilihan utama, mengacu pada proyek joint venture industri dan kesepakatan sewa jangka panjang dengan Google. Eco World Development Group Bhd juga disebut sebagai pengembang yang aktif mengejar peluang pusat data di Selangor dan Kulai, menandakan diversifikasi strategi di sektor properti Malaysia.