Industri properti Malaysia sedang memasuki babak baru dengan fokus pada inovasi dan keberlanjutan. Hal ini terlihat jelas dalam Konvensi Properti Nasional ke-32 (NREC 2025) yang digelar di Kuala Lumpur, di mana para pelaku industri berkumpul untuk membahas strategi menghadapi tantangan sekaligus menciptakan peluang baru.
Tema “Mendorong Inovasi untuk Masa Depan Berkelanjutan: Bata, Cetak Biru, dan Beyond” menjadi pusat diskusi, menekankan pentingnya pendekatan holistik dalam pengembangan properti. Presiden RISM Ahmad Sanusi Che Cob menyoroti perlunya keseimbangan antara pembangunan fisik dan inovasi teknologi, sementara Walikota Kuala Lumpur Datuk Seri Maimunah Mohd Sharif menekankan visi kota yang tidak hanya cerdas, tetapi juga berkelanjutan dan dicintai warganya.
Salah satu sorotan utama konvensi adalah pembahasan proyek-proyek strategis seperti Tun Razak Exchange (TRX) dan Johor-Singapore Special Economic Zone (JS-SEZ). CEO TRX City Sdn Bhd Datuk Azmar Talib memaparkan bagaimana kawasan seluas 70 hektar ini telah menarik investasi besar dan menciptakan ribuan lapangan kerja. Sementara itu, JS-SEZ diproyeksikan menjadi penggerak ekonomi baru dengan target investasi mencapai RM636 miliar pada 2030.
Kolaborasi antara pemerintah dan sektor swasta menjadi kunci dalam mewujudkan proyek-proyek ambisius ini. Maimunah menjelaskan bahwa JS-SEZ berbeda dari Iskandar Malaysia karena melibatkan kerja sama terstruktur di tingkat pemerintah, bukan hanya di tingkat agensi. Pendekatan ini diharapkan dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi sekaligus memperkuat posisi Malaysia di kancah global.