Dalam langkah strategis yang menandai babak baru, ECO World International Bhd (EWI) memutuskan untuk membuka diri ke pasar properti domestik Malaysia setelah bertahun fokus pada proyek luar negeri. Perubahan ini sekaligus mengakhiri pembatasan geografis berdasarkan perjanjian lama dengan Eco World Development Group Bhd (EcoWorld Malaysia), termasuk penggunaan merek ‘EcoWorld’ yang akan dihentikan.
Pasar Inggris dan Australia yang sebelumnya menjadi tulang punggung bisnis EWI kini menghadapi tantangan serius, mulai dari biaya operasional tinggi hingga lambatnya realisasi pendapatan. Sebaliknya, Malaysia dinilai lebih menjanjikan dengan stabilitas pasar dan prospek pertumbuhan yang jelas, seperti diungkapkan CEO EWI Datuk Teow Leong Seng. Perusahaan bahkan berencana mengubah nama menjadi EWI Capital Bhd untuk memperjelas identitas barunya.
Untuk mendukung ekspansi domestik, EWI akan mengoptimalkan aset luar negeri yang telah matang dalam 1,5–2 tahun ke depan, sekaligus memanfaatkan posisi kas yang kuat. Meski tetap mempertahankan operasi internasional, kolaborasi dengan EcoWorld Malaysia tidak tertutup kemungkinan, terutama dalam pengembangan proyek. Di sisi lain, EcoWorld Malaysia kini bebas menjelajahi peluang di luar negeri, termasuk Singapura, setelah sebelumnya terikat perjanjian eksklusif.
Perubahan struktur kepemilikan turut menyertai langkah ini, dengan mundurnya Tan Sri Liew Kee Sin dan Datuk Heah Kok Boon dari dewan EWI untuk menghindari konflik kepentingan. EcoWorld Malaysia kini menganggap kepemilikan 29%-nya di EWI sebagai investasi pasif, sementara Paramount Corp Bhd tetap menjadi pemegang saham utama kedua dengan fokus pada pengembangan properti lokal.