Industri properti strata di Malaysia terus berkembang pesat, dengan lebih dari 280 pelaku industri berkumpul dalam Simposium Strata Internasional yang digelar Rehda Institute di M World Hotel Petaling Jaya awal April lalu. Acara dua hari ini menjadi wadah penting bagi pemerintah, pengembang, dan profesional properti untuk berbagi wawasan tentang pengelolaan strata yang efektif serta praktik terbaik global.
Datuk Jeffrey Ng Tiong Lip, Ketua Rehda Institute, menekankan betapa krusialnya pengembangan strata dalam ekosistem perkotaan modern. Fakta bahwa 85% dari 925.000 properti di Kuala Lumpur merupakan bagian dari skema strata menunjukkan dominasi model pengembangan ini. Tantangan utama yang dihadapi adalah tingginya keluhan pengelolaan strata yang mencapai 7.000-8.000 laporan tahunan, mendorong perlunya reformasi sistem melalui adopsi standar internasional.
Simposium ini juga menjadi momentum peluncuran laporan penelitian tentang proyek properti terbengkalai hasil kolaborasi Rehda Institute dengan Universiti Malaya. Menteri Perumahan Nga Kor Ming secara resmi meluncurkan dokumen yang mengupas tuntas penyebab dan solusi untuk masalah properti mangkrak ini. Proses penyusunannya melibatkan berbagai pemangku kepentingan melalui serangkaian konsultasi dan lokakarya khusus.
Aspek manajemen properti menjadi sorotan utama dalam diskusi panel. Pakar dari PropertyGuru Group Singapura mengungkapkan bahwa properti strata dengan pengelolaan baik bisa bernilai 20-30% lebih tinggi. Sementara itu, perwakilan Henry Butcher Malaysia mencatat meningkatnya kesadaran pengembang akan pentingnya perencanaan anggaran operasional dan modal sejak dini. Kesadaran serupa juga tumbuh di kalangan Badan Pengelola Bersama (JMB) mengenai pemeliharaan area umum.