Pertumbuhan pesat di Johor, baik dari segi populasi maupun ekonomi, mendorong transformasi besar-besaran dalam sektor kesehatan negara bagian tersebut. Kombinasi antara urbanisasi, industrialisasi, dan kedekatan geografis dengan Singapura menciptakan tekanan baru terhadap infrastruktur medis yang ada, memicu perlunya ekspansi fasilitas kesehatan secara signifikan.
Menurut analis properti Samuel Tan dari Olive Tree Property Consultants, lonjakan jumlah penduduk—termasuk pekerja migran, ekspatriat, dan wisatawan—telah memperburuk ketimpangan antara kapasitas rumah sakit dan kebutuhan masyarakat. “Tidak hanya soal menambah tempat tidur, tetapi juga menyediakan layanan spesialis dan teknologi terkini untuk menangani kompleksitas permintaan kesehatan saat ini,” jelasnya. Proyek-proyek strategis seperti Zona Ekonomi Khusus Johor-Singapura (JS-SEZ) semakin mempercepat kebutuhan ini, dengan fokus pada investasi di bidang farmasi dan fasilitas medis berstandar internasional.
Sektor kesehatan swasta di Johor telah lama menjadi tulang punggung bagi wisatawan medis, berkat biaya yang kompetitif dan kualitas layanan yang setara dengan Singapura. Rumah sakit seperti KPJ Johor Specialist dan Gleneagles Medini telah menjadi destinasi utama, sementara fasilitas pemerintah seperti Hospital Sultanah Aminah menghadapi tantangan overkapasitas. Untuk mengatasi hal ini, pembangunan Rumah Sakit Pasir Gudang dan rencana Hospital Sultanah Aminah 2 menunjukkan komitmen jangka panjang dalam memperluas akses kesehatan.
Ke depan, Johor diprediksi akan mengembangkan niche baru dalam perawatan lansia dan kesehatan preventif, seiring dengan perubahan demografi dan gaya hidup masyarakat. “Potensi wisata medis dan perawatan jangka panjang akan menjadi penggerak ekonomi tambahan, terutama dengan meningkatnya populasi aging society di kawasan ini,” tambah Tan. Dengan perencanaan matang dan kolaborasi antar-pemangku kepentingan, Johor berpeluang menjadi hub kesehatan regional yang berkelanjutan.