Pasar properti Malaysia menunjukkan ketahanan meskipun terjadi penurunan nilai transaksi pada kuartal pertama 2025. Data terbaru dari Pusat Informasi Properti Nasional (Napic) mengungkapkan nilai transaksi properti turun menjadi RM51,42 miliar dari RM56,47 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya, dengan volume transaksi menyusut 6,2% menjadi 97.772 unit.
Sektor perumahan mencatat perkembangan menarik dengan peluncuran unit baru yang melonjak lebih dari dua kali lipat menjadi 12.498 unit. Namun, tingkat penjualan tetap stabil di angka 10,8%, sementara persediaan unit tertahan mencapai 23.515 unit senilai RM15 miliar. Meski menunjukkan peningkatan kecil dibanding kuartal sebelumnya, angka ini justru lebih baik daripada pencapaian tahun 2024.
Pasar apartemen servis menunjukkan perbaikan dengan penurunan volume unit tertahan sebesar 6,7% menjadi 18.246 unit. Johor Bahru menjadi sorotan utama dengan penurunan persediaan apartemen sebesar 5,6% dalam tiga bulan terakhir. Di sisi lain, kompleks perbelanjaan mencatat peningkatan tingkat hunian menjadi 79,0%, menunjukkan pemulihan bertahap di sektor ritel.
Abdul Razak Yusak dari Departemen Penilaian dan Layanan Properti menekankan pentingnya kewaspadaan di tengah ketidakpastian ekonomi global. Meski menghadapi tantangan, industri properti Malaysia tetap didukung oleh pertumbuhan sektor konstruksi dan peluncuran proyek baru yang konsisten, menandakan prospek positif untuk sisa tahun 2025.