Dua raksasa properti dan perkebunan Malaysia bergabung dalam proyek ambisius untuk mengubah wajah Pulau Carey menjadi pusat industri dan logistik terkemuka di kawasan ini. Sime Darby Property Bhd dan SD Guthrie (dulu Sime Darby Plantation) menandatangani kerja sama strategis untuk mengembangkan 2.000 hektar lahan di pulau tersebut, menggabungkan keunggulan kedua perusahaan dalam satu visi pembangunan berkelanjutan.
Proyek kolaboratif ini akan dikelola melalui kendaraan khusus (SPV) dengan dukungan penuh Permodalan Nasional Bhd (PNB), pemegang saham utama kedua perusahaan. Abdul Rahman Ahmad dari PNB menekankan bahwa inisiatif ini selaras dengan program GEAR-uP pemerintah untuk memperkuat investasi domestik. Pulau Carey yang saat ini 79% dikuasai SD Guthrie tidak hanya memiliki perkebunan kelapa sawit terintegrasi, tetapi juga menyimpan potensi besar sebagai hub logistik internasional berkat lokasinya yang strategis di dekat Pelabuhan Klang.
Keunikan proyek ini terletak pada pendekatan dual-purpose yang memadukan industri modern dengan pelestarian warisan alam dan budaya. Di satu sisi, pulau ini memiliki 14 bangunan bersejarah dan ekosistem mangrove yang dilindungi, sementara di sisi lain menawarkan infrastruktur kelas dunia termasuk akses tol SKVE yang terhubung dengan jaringan transportasi nasional. Mohamad Helmy Othman Basha dari SD Guthrie menyoroti bagaimana lokasi strategis ini bisa bersaing dengan pelabuhan regional di Singapura dan Vietnam.
Azmir Merican dari Sime Darby Property melihat kolaborasi ini sebagai peluang emas untuk menciptakan ekosistem industri masa depan yang mengintegrasikan kebutuhan bisnis dengan pembangunan berkelanjutan. Proyek ini diharapkan tidak hanya mendorong pertumbuhan ekonomi Malaysia, tetapi juga menciptakan lapangan kerja sekaligus menjaga keseimbangan antara pembangunan dan pelestarian lingkungan. Dengan perencanaan matang, Pulau Carey diproyeksikan menjadi contoh sukses transformasi kawasan industri yang ramah lingkungan dan berkelas dunia.