Investasi properti di Malaysia terus menarik minat warga Singapura, terutama karena faktor kedekatan geografis dan harga yang relatif lebih terjangkau. Namun, sebelum memutuskan untuk membeli, penting untuk memahami berbagai regulasi dan batasan yang berlaku bagi pembeli asing. Pasar properti Malaysia memiliki karakteristik unik yang berbeda dengan Singapura, termasuk batasan harga minimum, jenis properti yang boleh dimiliki, serta struktur pajak dan biaya yang kompleks.
Salah satu aturan utama yang perlu diperhatikan adalah batas harga minimum untuk properti yang dapat dibeli oleh warga asing. Di wilayah-wilayah seperti Kuala Lumpur, Johor, Selangor, dan Pulau Penang, batas minimal umumnya adalah RM1 juta untuk properti strata. Namun, di beberapa negara bagian seperti Perlis, Kedah, dan Sarawak, batas ini bisa turun hingga RM500.000–600.000, terutama untuk proyek yang kelebihan pasokan. Meski ada pengecualian tertentu, seperti proyek Summer Suites di Johor yang menawarkan harga lebih rendah, pembeli tetap harus mempertimbangkan implikasi jangka panjang, termasuk keterbatasan pasar saat menjual kembali properti tersebut di masa depan.
Selain batas harga, pembeli asing juga dibatasi pada jenis properti tertentu. Misalnya, properti yang diperuntukkan bagi Bumiputera atau tanah cadangan Melayu tidak dapat dimiliki oleh warga asing. Aturan ini bervariasi antarnegara bagian, seperti di Selangor yang membatasi pembelian properti tapak hanya dalam pengembangan strata berpagar, atau di Sarawak yang melarang pembelian properti tapak dan tanah adat. Perbedaan regulasi ini menuntut calon investor untuk melakukan riset mendalam terkait aturan spesifik di setiap negara bagian sebelum melakukan transaksi.
Biaya tambahan seperti bea meterai, pajak, dan biaya pemeliharaan juga perlu diperhitungkan. Pembeli asing biasanya dikenakan bea meterai sekitar 4% dari harga pembelian, ditambah biaya persetujuan negara bagian sebesar 2% atau minimal RM25.000. Beberapa pengembang mungkin menawarkan insentif seperti potongan biaya hukum atau uang muka, namun hal ini tidak berlaku secara merata. Oleh karena itu, penting untuk berkonsultasi dengan ahli hukum atau agen properti untuk memahami struktur biaya secara menyeluruh sebelum melakukan investasi.