Pengembang properti asal Malaysia, Teen Boon Lye, akhirnya menghadapi konsekuensi hukum setelah terlibat dalam skema pembayaran fiktif senilai A$3,4 juta terkait transaksi properti di Melbourne. Kasus yang berlarut-larut selama 12 tahun ini berakhir dengan hukuman percobaan 21 bulan oleh Pengadilan Magistrat Melbourne, dengan pertimbangan kondisi kesehatan dan lamanya waktu sejak kejadian.
Transaksi kontroversial ini bermula ketika Mara Inc, melalui perantara Malaysia, membeli Dudley International House dengan harga A$22,6 juta—jauh lebih tinggi dari nilai awalnya sebesar A$17,8 juta. Teen mengaku terlibat dalam pembuatan faktur palsu untuk menyamarkan pembayaran kelebihan tersebut sebagai biaya bisnis yang sah. Hakim Michael O’Connell menegaskan bahwa meskipun Teen tidak mendapat keuntungan langsung, tindakannya merugikan keuangan negara Malaysia.
Investigasi oleh Komite Akun Publik (PAC) sebelumnya mengungkap sejumlah properti Mara Inc di Australia dan Inggris yang dibeli dengan harga tidak wajar. Selain Dudley International House, terdapat dua properti lain di Melbourne dan Beaumont House di London. PAC menyoroti kemungkinan adanya praktik penyelewengan dalam transaksi-transaksi tersebut.
Proyek pengembangan akomodasi pelajar di Caulfield, yang digarap Teen pada akhir 2000-an, sempat mengalami kesulitan pendanaan sebelum akhirnya dijual ke Mara. Negosiasi yang berlarut-larut dengan perantara Malaysia diduga menjadi pintu masuk bagi manipulasi harga. Hakim O’Connell menekankan bahwa meskipun hukuman penjara dihindari, pelanggaran serupa di masa depan akan berakibat lebih berat.