CIMB menandai risiko bagi pengembang Malaysia di Australia seiring meningkatnya ketidakmampuan membeli rumah

Article featured image

Pasar properti Australia menghadapi tantangan baru dengan kebijakan pembatasan pembelian rumah oleh investor asing yang diumumkan pemerintah. Langkah ini berpotensi memengaruhi prospek jangka panjang pengembang properti Malaysia yang beroperasi di negeri kanguru tersebut, meskipun dampak langsungnya masih terbatas.

Menurut analis CIMB Securities, larangan pembelian properti eksisting oleh pembeli asing selama dua tahun bisa mengurangi permintaan di pasar sekunder. Namun, proyek-proyek baru yang dikembangkan perusahaan Malaysia seperti UEM Sunrise dan SP Setia diperkirakan tetap berjalan sesuai rencana, karena kebijakan ini tidak berlaku untuk properti baru.

Beberapa pengembang besar Malaysia yang aktif di Australia antara lain UEM Sunrise dengan proyek Subiaco Oval di Perth dan SP Setia yang meluncurkan Atlas Melbourne. Perusahaan konstruksi seperti Malaysian Resources Corporation dan Gamuda juga memiliki eksposur di sana, dengan proyek-proyek strategis di Gold Coast dan Melbourne.

Kebijakan ini, yang berlaku mulai April 2025 hingga Maret 2027, bertujuan menekan kenaikan harga rumah yang semakin tidak terjangkau. Meski bisa mengurangi minat investor asing di pasar sekunder, CIMB Securities memperkirakan permintaan mungkin beralih ke properti baru.